Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apa Itu Smart Contract dalam Transaksi Aset Kripto? Ini Penjelasannya

Smart contract atau kontrak pintar adalah blok bangunan fundamental yang dipopulerkan oleh Ethereum dan kemudian diaplikasikan oleh koin kripto lainnya.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.
Mata uang crypto Ethereum Emas pada dolar AS/ANTARA-Shutterstock/pri.

Bisnis.com, JAKARTA - Dalam bertransaksi mata uang kripto atau cryptocurrency, terdapat satu istilah yang muncul dan dipopulerkan oleh koin digital Ethereum (ETH). Nah, ternyata sistem ini pun mulai digunakan oleh cryptocurency lainnya.

Jika mengenal koin digital Ethereum, pasti pernah mendengar istilah smart contract atau Kontrak Pintar. Apa itu Smart Contract apa kegunaanya? Simak penjelasannya berikut.

Dikutip dari ethereum.org, Sabtu (26/3/2022), smart contract atau kontrak pintar adalah blok bangunan fundamental dari aplikasi Ethereum. Mereka adalah program komputer yang disimpan di blockchain yang memungkinkan mengubah kontrak tradisional menjadi paralel digital.

Kontrak pintar sangat logis atau mengikuti struktur jika ini maka itu. Ini berarti mereka berperilaku persis seperti yang diprogram dan tidak dapat diubah.

Nick Szabo menciptakan istilah "kontrak pintar". Pada tahun 1994, ia menulis pengantar konsep dan, pada tahun 1996, sebuah eksplorasi tentang apa yang bisa dilakukan kontrak pintar.

Nick Szabo membayangkan pasar digital yang dibangun di atas proses otomatis yang aman secara kriptografis ini. Tempat di mana transaksi dan fungsi bisnis dapat terjadi tanpa kepercayaan — tanpa perantara. Kontrak pintar di Ethereum mewujudkan visi ini.

Kontrak pintar mendigitalkan perjanjian dengan mengubah persyaratan perjanjian menjadi kode komputer yang secara otomatis dijalankan ketika persyaratan kontrak terpenuhi.

Dikutip dari Pintu Academy, smart contract adalah aplikasi yang berjalan di mesin virtual Ethereum. Smart contract merupakan perjanjian dalam bentuk kode komputer yang terdesentralisasi di mana computing power atau daya komputasi berasal dari semua node Ethereum tersebut. Nah, setiap node yang menyediakan daya komputasi dibayar untuk sumber daya di dalam token Ether.

Smart contract berjalan di jaringan blockchain, sehingga mereka disimpan di database publik dan tidak dapat diubah. Transaksi yang terjadi dalam kontrak pintar diproses oleh blockchain, yang berarti kontrak pintar dapat dikirim secara otomatis tanpa pihak ketiga (bank, pemerintah, broker, dll).

Smart contract pun diadaptasi oleh koin jenis lainnya dan berpotensi digunakan untuk berbagai kebutuhan lain.

Cara Kerja Smart Contract

Untuk membayangkan cara kerja smart contract, kita bisa melihat cara kerja vending machine (memasukkan jumlah uang baru mendapat barang). Pengguna smart contract cukup memasukkan jumlah cryptocurrency yang diperlukan di dalam kontrak serta escrow dan segala dokumen yang harus disertakan dalam perjanjian. Baru perjanjian akan berjalan.

Saling Ketergantungan

Smart contract atau kontrak pintar dapat bekerja sendiri tapi bisa juga diterapkan bersama kontrak pintar lainnya. Jika satu kontrak pintar dijalankan bersama dengan kontrak pintar lainnya, ke depannya saat kontrak itu selesai dapat memunculkan kontrak-kontrak lainnya yang berhubungan. Hal ini terjadi karena secara teori, seluruh sistem dan organisasi sepenuhnya dapat berjalan dengan kontrak pintar.

Kontrak pintar sifatnya terdesentralisasi. Secara proses lebih sederhana dan tidak ada perantara atau pihak ketiga. Dengan kontrak pintar, kamu tidak membutuhkan pengacara untuk memastikan kontrak dijalankan dengan benar.

Beberapa orang bahkan menambahkan komponen multi-tanda tangan (multi-sig), yang meminta masing-masing pihak untuk menandatangani sebelum mentransfer dana atau pekerjaan. Adanya kontrak pintar membantu kita menghindari risiko ditipu oleh pihak ketiga dan juga mempercepat prosesnya.

Setelah kontrak ditulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak, kontrak tersebut dipantau oleh komputer di sistem blockchain. Dalam kebanyakan kasus, kontrak itu sendiri bersifat publik, dan pihak yang terlibat bersifat pseudo-anonim.

Selain itu, ada pemicu tertentu di dalam kode. Misalnya, ketika penyedia layanan mengirimkan produk akhir, pemberi kerja harus membayar dalam cryptocurrency.

Keuntungan Smart Contract:

•Otonomi: Penggunaan kontrak pintar tidak tidak membutuhkan pihak ketiga. Pengguna bisa memiliki kendali penuh atas perjanjian.

•Kepercayaan: Pengguna tidak akan kehilangan dokumen karena dokumen kamu aman tersimpan di buku besar (ledger) bersama. Dengan kontrak pintar, pengguna juga tidak perlu berhubungan dengan pihak ketiga yang terkadang menimbulkan masalah kepercayaan.

•Irit: Kontrak pintar lebih hemat karena tidak perlu lagi mengeluarkan biaya untuk membayar pihak-pihat seperti notaris, atau agen properti.

•Keamanan: Jika diterapkan dengan baik, kontrak pintar sangat sulit untuk diretas. Selain itu, jika didukung dengan lingkungan yang sempurna, kontrak pintar dilindungi oleh kriptografi yang kompleks.

•Efisiensi: Segala urusan jauh lebih efisien karena jadi menghemat waktu yang biasanya termakan karena mengurus banyak dokumen fisik.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper