Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh Tertekan Imbal Hasil Obligasi AS

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8 poin atau 0,41 persen ke level US$1.954,20 per troy ounce.
Emas Comex./.Bloomberg
Emas Comex./.Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas berjangka melemah pada akhir perdagangan Jumat (25/3/2022) menyusul penguatan imbal hasil obligasi pemerintah AS.

Meskipun begitu, harga emas menguat sepanjang pekan karena kekhawatiran atas perang di Ukraina dan kenaikan kekhawatiran terhadap inflasi mendorong daya tariknya sebagai asset safe haven.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 8 poin atau 0,41 persen ke level US$1.954,20 per troy ounce. Namun sepanjang pekan ini, kontrak emas berjangka naik 24,90 poin atau 1,3 persen.

Dibantu oleh ekspektasi pengetatan moneter oleh Federal Reserve AS, imbal hasil obligasi Treasury AS 10-tahun menguat mendekati level tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

Presiden pasar global TIAA Bank Chris Gaffney mengatakan kenaikan suku bunga dengan cepat dapat membatasi kenaikan harga logam mulia.

"Namun, nada keseluruhan pasar masih mendukung logam mulia. Ada pembelian safe-haven dan juga sebagai lindung nilai inflasi di sisi ritel. Kami melihat klien datang ingin menambahkan diversifikasi emas ke portofolio mereka," kata Gaffney seperti dilansir Antara, Sabtu (26/3/202).

The Fed menaikkan suku bunga untuk pertama kali dalam tiga tahun pekan lalu, dan para pelaku pasar memperkirakan kemungkinan kenaikan suku bunga 50 basis poin selama pertemuan kebijakan Fed pada Mei.

Emas, yang dilihat sebagai investasi yang aman selama masa ketidakpastian politik dan keuangan, telah meningkat sekitar 1,3 persen minggu ini karena investor mencoba untuk berlindung dari dampak perang di Ukraina dan harga minyak yang lebih tinggi yang mengancam pertumbuhan global.

"Jangan terkejut melihat beberapa pembelian safe-haven dan aksi beli harga murah," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals dalam sebuah catatan.

Para pelaku pasar juga telah mengamati perkembangan dalam konflik Rusia-Ukraina dan menilai sebagian besar komentar hawkish dari pejabat Federal Reserve pekan ini.

Craig Erlam, analis di platform perdagangan online OANDA, mengemukakan bahwa emas kemungkinan akan terus "didukung dengan baik dengan latar belakang inflasi yang tinggi dan ketidakpastian yang sangat besar."

Indeks Sentimen Konsumen yang dirilis Jumat (25/3/2022) oleh Survei Konsumen Universitas Michigan (UM) turun menjadi 59,4 dalam survei Maret, turun dari 62,8 pada Februari dan 30 persen secara tahun ke tahun, memberikan dukungan pada emas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper