Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah, AS Resmi Sebut Rusia Lakukan Kejahatan Perang

Selain rupiah, won Korea Selatan juga melemah 0,54 persen, rupee India melemah 0,16 persen, dan baht Thailand melemah 0,22 persen di hadapan dolar AS pagi ini.
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Rupiah kembali melemah, tertekan penguatan indeks dolar pada pembukaan perdagangan Kamis (24/3/2022).

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda dibuka melemah di hadapan dolar AS, 0,15 persen atau 21,5 poin ke Rp14.368 per dolar AS. Sementara itu indeks dolar AS menguat 0,17 persen ke 98,78.

Selain rupiah, ada won Korea Selatan yang melemah 0,54 persen, rupee India melemah 0,16 persen, dan baht Thailand melemah 0,22 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi sebelumnya memperkirakan rupiah kemungkinan akan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat terbatas di rentang Rp14.330 - Rp14.370 pada hari ini.

Ibrahim menyebutkan dolar AS menguat terhadap mata uang lainnya, karena investor perlahan beralih ke aset berisiko dan kenaikan harga komoditas terus mendorong pergerakan pasar.

Saham AS dan Asia Pasifik menguat pada Rabu, dengan sebagian besar investor mengabaikan kekhawatiran tentang dampak ekonomi dari perang di Ukraina, kecuali komoditas.

Imbal hasil tenor 10 tahun obligasi AS juga naik menjadi 2,4026 persen di awal sesi Asia pada perdagangan kemarin, mendapat dukungan dari pidato ketua Federal Reserve AS Jerome Powell pada Senin, di mana ia mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih dari 25 basis poin pada pertemuan kebijakan mendatang.

"Pasar memperkirakan sampai 72,2 persen bahwa Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin pada Mei 2022, dengan peluang kenaikan yang lebih besar melonjak dari lebih dari 50 persen pada Senin lalu. Patokan imbal hasil Treasury AS 10-tahun juga mencapai tertinggi baru sejak Mei 2019," ungkapnya dalam riset harian, Rabu (23/3/2022).

Semetara itu, mengutip Foxnews, Kamis (24/3/2022), Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken secara resmi menyebut tindakan beberapa anggota pasukan Rusia di Ukraina sebagai kejahatan perang.

Komentar Blinken muncul hampir seminggu setelah dia dan Presiden Biden mengatakan mereka secara pribadi percaya bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin adalah penjahat perang.

“Hari ini, saya dapat mengumumkan bahwa, berdasarkan informasi yang tersedia saat ini, pemerintah AS menilai bahwa anggota pasukan Rusia telah melakukan kejahatan perang di Ukraina,” bunyi pernyataan dari Blinken.

"Sejak meluncurkan perang pilihannya yang tidak beralasan dan tidak adil, Presiden Rusia Vladimir Putin telah melepaskan kekerasan tak henti-hentinya yang telah menyebabkan kematian dan kehancuran di seluruh Ukraina," tambahnya. 

Adapun dari sisi dalam negeri, pelaku pasar masih memantau perkembangan tentang tarif pajak pertambahan nilai (PPN) yang akan diberlakukan mulai bulan depan. Sedangkan PPN naik menjadi 11 persen yang sebelumnya sebesar 10 persen.

Kenaikan PPN ini pun mendapat penolakan dari banyak kalangan termasuk pengusaha. Sebab, saat ini adalah masa pemulihan ekonomi yang tak seharusnya dibarengi dengan kenaikan PPN.

Menanggapi hal ini, Pemerintah melalui Menteri Keuangan Sri Mulyani menekankan tidak akan ada penundaan PPN. Sebab, uang pajak dibutuhkan untuk membantu masyarakat terutama dalam pandemi Covid-19 seperti memberikan berbagai bantuan sosial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper