Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Sentuh Rekor Tertinggi Intraday, Investor Asing Buru Saham Bank BUMN

IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.042,37, yang merupakan level intraday tertinggi sepanjang sejarah.
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Kamis (24/3/2022). IHSG sempat mencapai rekor tertinggi intraday.

IHSG ditutup di level 7.038,44 atau naik 0,61 persen pada akhir sesi I. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.042,37, yang merupakan level intraday tertinggi sepanjang sejarah.

Tercatat, 277 saham menguat, 211 saham melemah dan 176 saham bergerak ditempat. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp789,58 miliar di seluruh pasar.

Investor asing tercatat membeli saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebesar Rp216 miliar, atau yang terbanyak sejauh ini. Menyusul dibelakangnya adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) senilai Rp210,1 miliar dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar Rp141,1 miliar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan menguatnya harga beberapa komoditas seperti batu bara yang naik 8,13 persen, minyak 2,74 persen, emas, 1,18 persen, CPO 3,51 persen, dan nikel naik 14,4 persen membuka peluang penguatan saham berbasis komoditas tersebut.

"Jika kenaikan harga saham berbasis komoditas tersebut lebih kuat daya dorongnya ketimbang tekanan jual yang terjadi atas saham di sektor lain membuka peluang IHSG rebound di perdagangan Kamis ini," terangnya dalam riset, Kamis (24/3/2022).

Di lain pihak, tekanan jual berpeluang terjadi atas saham di sektor lainnya menyusul aksi jual cukup besar di Wall Street mengakibatkan Indeks DJIA turun cukup tajam sebesar 1,19 persen sebagai dampak naiknya harga minyak mentah mendekati level US$115.

Kenaikan harga komoditas minyak dan batu bara tersebut juga berpotensi membuat pemerintah Indonesia menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan BBM jenis Pertamax.

"Ke depannya bahkan jika harga WTI Crude Oil naik melebihi US$130, bukan mustahil harga BBM jenis Pertalite juga bisa dinaikkan padahal 50 persen konsumsi BBM nasional menggunakan Pertalite," katanya.

Dampak lanjutannya, sudah bisa diperkirakan harga barang kebutuhan pokok akan ikut terdongkrak naik yang pada akhirnya akan mendongkrak naik inflasi.

Itupun belum memasukan faktor harga-harga barang akan naik menjelang dan selama bulan Puasa serta Hari Raya.

Dengan demikian, dia memproyeksikan IHSG masih mungkin rebound memanfaatkan kenaikan saham komoditas di tengah tekanan jual. IHSG lanjutnya diperkirakan bergerak pada rentang 6.942--7.039.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper