Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Naik, Konflik Rusia-Ukraina dan Inflasi Tinggi Bikin Panik

Harga emas meningkat dipicu kekhawatiran pasar terhadap konflik Rusia-Ukraina dan potensi lonjakan inflasi.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas terangkat lebih tinggi pada akhir perdagangan Rabu (23/3/2022) atau Kamis pagi WIB, karena inflasi yang tidak terkendali dan krisis Ukraina yang semakin intensif.

Kekhawatiran terhadap dua sentimen tersebut mendorong permintaan terhadap logam safe-haven, meskipun dolar yang lebih kuat dan imbal hasil obligasi yang tinggi membatasi kenaikan.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terangkat US$15,8 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada US$1.937,30 per ounce. Ini merupakan persentase kenaikan harian terbesar, serta harga penutupan tertinggi kontrak berjangka emas sejak 17 Maret.

"Anda melihat sedikit permintaan safe-haven dan sedikit perburuan barang murah yang dirasakan pada tingkat harga yang lebih rendah di pasar emas," kata Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, mengutip Antara.

Logam kuning telah mencapai rekor tertinggi pada awal Maret tetapi mundur tajam dari level tersebut menjelang pertemuan Federal Reserve minggu lalu.

Harga telah bergerak ke kisaran yang lebih stabil karena pasar mencerna pandangan yang lebih hawkish dari pembuat kebijakan Fed.

Inflasi tinggi mendukung logam mulia dan "tidak akan hilang dalam waktu dekat," kata Wyckoff. Dia menambahkan bahwa kenaikan imbal hasil obligasi membatasi kenaikan emas dan bisa memaksa logam untuk diperdagangkan "menyamping dan berombak."

Imbal hasil pada obligasi pemerintah AS 10-tahun mencapai level tertinggi dalam hampir tiga tahun, namun turun menjadi 2,357 persen, meningkatkan peluang kerugian memegang emas dengan imbal hasil nol.

Dolar lebih tinggi pada hari ini, membuat emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Menambah daya tarik emas, indeks saham AS jatuh pada Rabu (23/3) karena harga minyak naik melebihi US$121 per barel.

Kepemilikan ETF emas terbesar di dunia, SPDR Gold Trust, mencapai level tertinggi sejak Maret 2021 minggu ini.

"Apa yang fenomenal saat ini dan indikator yang baik dari awal pasar emas bullish adalah permintaan ETF (exchange traded fund) tetap sangat kuat", kata analis independen Ross Norman.

Harga emas menemukan dukungan tambahan karena Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (23/3) bahwa penjualan rumah baru AS turun 2,0 persen bulan ke bulan menjadi 772.000 pada Februari. Ini juga lebih rendah dari 805.000 yang diperkirakan para ekonom.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper