Bisnis.com, JAKARTA – Kemenangan 0-2 Bali United atas Madura United dalam lanjutan pekan ke-32 Liga 1, Senin (21/3/2022) menghadirkan sinyal euforia. Bukan saja bagi para pendukung Serdadu Tridatu, tapi juga untuk para pemegang saham PT Bali Bintang Sejahtera Tbk. (BOLA).
Dengan kemenangan tersebut, Bali United hanya butuh minimal hasil imbang pada dua laga tersisa untuk menyegel titel juara Liga 1. Bahkan, andai mereka mampu mengalahkan Persebaya dalam laga terdekat Jumat (25/3/2022), skuat asuhan Stefano Cugurra Teco tidak perlu lagi repot-repot ‘main serius’ di partai pamungkas.
Dengan demikian, jelang pertandingan kunci tersebut, tidak heran kalau euforia juga ikut menyebar ke pasar modal. Kondisi ini bisa dilihat dari pergerakan harga saham BOLA, yang parkir di area Rp468 per lembar pada perdagangan Kamis (24/3/2022) atau mencerminkan tren kenaikan 5,8 persen dari harga akhir pekan lalu.
Geliat harga saham Bali United sebenarnya telah terjadi sejak awal tahun, ketika mereka mulai dominan dan tak tergoyahkan di papan atas klasemen Liga 1. Buktinya, terhitung hingga Rabu (23/3/2022) nilai transaksi di saham ini telah mencapai Rp306,2 miliar secara year to date (ytd).
Sebagai pembanding, pada periode yang sama tahun sebelumnya (Januari – 24 Maret 2021), rekapitulasi Indo Premier Sekuritas mencatat kalau nilai transaksi mentok pada level Rp215,1 miliar. Artinya, terjadi tren peningkatan nilai transaksi 42,35 persen secara year on year (yoy).