Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Komoditas Berpotensi Dorong IHSG, Cek Rekomendasi Sahamnya

Memanasnya harga komoditas berpotensi menjadi pendorong IHSG mengincar level 7.039.
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawan melintas di dekat layar elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (9/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis,com, JAKARTA - Ditenagai saham sektor komoditas, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak ke zona hijau pada perdagangan hari ini, Kamis (24/3/2022).

Kemarin Rabu (23/3/2022), IHSG parkir pada posisi 6.992,35 atau turun 0,12 persen. IHSG sempat mencatatkan posisi tertinggi pada level 7.022,11.

Tercatat, 257 saham menguat, 237 saham melemah dan 168 saham bergerak di tempat. Investor asing mencatatkan aksi net foreign buy Rp805,98 miliar di seluruh pasar.

Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang menjelaskan menguatnya harga beberapa komoditas seperti batu bara yang naik 8,13 persen, minyak 2,74 persen, emas, 1,18 persen, CPO 3,51 persen, dan nikel naik 14,4 persen membuka peluang penguatan saham berbasis komoditas tersebut.

"Jika kenaikan harga saham berbasis komoditas tersebut lebih kuat daya dorongnya ketimbang tekanan jual yang terjadi atas saham di sektor lain membuka peluang IHSG rebound di perdagangan Kamis ini," terangnya dalam riset, Kamis (24/3/2022).

Di lain pihak, tekanan jual berpeluang terjadi atas saham di sektor lainnya menyusul aksi jual cukup besar di Wall Street mengakibatkan Indeks DJIA turun cukup tajam sebesar 1,19 persen sebagai dampak naiknya harga minyak mentah mendekati level US$115.

Kenaikan harga komoditas minyak dan batu bara tersebut juga berpotensi membuat pemerintah Indonesia menaikkan tarif dasar listrik (TDL) dan BBM jenis Pertamax.

"Ke depannya bahkan jika harga WTI Crude Oil naik melebihi US$130, bukan mustahil harga BBM jenis Pertalite juga bisa dinaikkan padahal 50 persen konsumsi BBM nasional menggunakan Pertalite," katanya.

Dampak lanjutannya, sudah bisa diperkirakan harga barang kebutuhan pokok akan ikut terdongkrak naik yang pada akhirnya akan mendongkrak naik inflasi.

Itupun belum memasukan faktor harga-harga barang akan naik menjelang dan selama bulan Puasa serta Hari Raya.

Dengan demikian, dia memproyeksikan IHSG masih mungkin rebound memanfaatkan kenaikan saham komoditas di tengah tekanan jual.

IHSG lanjutnya diperkirakan bergerak pada rentang 6.942-7.039. Adapun, rekomendasi beli disematkan kepada saham AALI, JSMR, AKRA, ERAA, PGAS, ESSA, SRTG, BMRI, UNTR, dan ISAT.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper