Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham Rumah Sakit Mitra Keluarga (MIKA) Diawasi BEI, Kenapa?

Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengawasi saham pengelola rumah sakit Mitra Keluarga karena masuk kategori unusual market activity (UMA).
Chief Financial Officer PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) Joyce V. Handajani dalam Public Expose Live 2021./Istimewa
Chief Financial Officer PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) Joyce V. Handajani dalam Public Expose Live 2021./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) tengah mengawasi saham pengelola rumah sakit Mitra Keluarga karena masuk kategori unusual market activity (UMA).

BEI menginformasikan adanya indikasi pola transaksi yang tidak wajar pada saham PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) yang di luar kebiasaan atau UMA. Meski demikian, BEI menjelaskan jika pengumuman UMA tidak serta merta menunjukkan adanya pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal.

“Sehubungan dengan terjadinya Unusual Market Activity atas saham MIKA tersebut, perlu kami sampaikan bahwa Bursa saat ini sedang mencermati perkembangan pola transaksi saham ini,” tegas Bursa pada Selasa (22/3/2022).

Operator pasar modal itu mengharapkan para investor agar memperhatikan jawaban perusahaan tercatat atas permintaan konfirmasi bursa. Lalu, mencermati kinerja perusahaan tercatat dan keterbukaan informasinya.

Investor bisa mengkaji kembali rencana corporate action perusahaan tercatat apabila rencana tersebut belum mendapatkan persetujuan RUPS. Serta, mempertimbangkan berbagai kemungkinan yang dapat timbul di kemudian hari sebelum melakukan pengambilan keputusan investasi.

Sebelumnya, Direktur Mitra Keluarga Karyasehat Joyce Vidyayanti Handajani menjelaskan perseroan telah merampungkan pengeluaran seluruh dana IPO perseroan.

Joyce menjelaskan perseroan sudah membelanjakan seluruh dana IPO Rp1,2 triliun sesuai dengan rencana perseroan.

"Rincian penggunaan dananya untuk biaya pembangunan rumah sakit baru mencapai 56 persen dana sebesar Rp676,73 miliar," urainya, Selasa (18/1/2022).

Selanjutnya, sebanyak 20 persen dana dipakai untuk pengembangan peralatan medis dan infrastruktur teknologi informasi sebesar Rp241,68 miliar.

Lalu, pembelian tanah sebesar 16 persen mencapai Rp193,35 miliar dengan ekspansi rumah sakit lama sebesar 8 persen dari total dana sebesar Rp49,1 miliar. Dengan demikian, sisa dana hasil penawaran umum mencapai Rp56,6 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper