Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penawaran Ditutup Hari Ini, SR016 Terjual Rp18,44 Triliun

Kupon atau imbal hasil yang ditawarkan pada SR016 sebesar 4,95 persen per tahun. Kupon ini lebih rendah dibanding seri sebelumnya SR015 sebesar 5,1 persen.
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu
Sukuk ritel/Instagram @djpprkemenkeu

Bisnis.com, JAKARTA — Pemesanan sukuk ritel (SR) seri SR016 telah mencapai Rp18 triliun  pada hari penutupan masa penawaran.

Berdasarkan data yang dilansir dari salah satu mitra distribusi daring pada Kamis (17/3/2022) sekitar pukul 11.00 WIB, total penjualan SR016 telah menyentuh Rp18,44 triliun. Adapun kuota pemesanan tercantum Rp2,55 triliun dari target Rp21 triliun.

Adapun, masa penawaran SR016 telah dibuka sejak 25 Februari 2022 dan akan rampung pada hari ini. Kupon atau imbal hasil yang ditawarkan pada SR016 sebesar 4,95 persen per tahun. Kupon ini lebih rendah dibanding seri sebelumnya SR015 sebesar 5,1 persen.

Jenis kupon SR016 adalah tetap (fixed rate) dan memiliki tenor 3 tahun. SR016 dapat diperdagangkan kembali (tradeable) di pasar sekunder sebelum jatuh tempo 3 tahun.

Head of Fixed Income Research Mandiri Sekuritas Handy Yunianto menilai, minat investor terhadap SBN ritel masih amat tinggi. Kebijakan penambahan kuota pemesanan menjadi salah satu indikator utama SBN ritel masih dicari oleh investor ritel.

“Dari target awal Rp10 triliun, kemudian naik lagi dan sekarang sudah ada penjualan lebih dari Rp15 triliun menurut saya menjadi indikasi demand sukuk ritel masih bagus,” jelasnya.

Handy memaparkan, salah satu sentimen yang menopang minat investor ritel adalah potensi return yang akan didapatkan.  Kupon sebesar 4,95 persen yang ditawarkan pada SR016 lebih besar bila dibandingkan dengan SBN ritel yang pertama kali ditawarkan pemerintah pada 2022, yaitu ORI021.

Lebih lanjut, kondisi pasar SBN ritel turut didukung oleh optimalnya kondisi likuiditas serta tren suku bunga rendah yang masih berlanjut selama masa penawaran. Risiko dari SR016 juga cenderung minim karena diterbitkan oleh pemerintah dan dijamin oleh undang-undang.

“Kondisi ketidakpastian yang tinggi karena faktor global, juga ikut mendorong permintaan instrumen yang relatif aman. Selain itu, investor juga akan mendapatkan cashflow bulanan dari imbal hasil kuponnya,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper