Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Jatuh Sebelum The Fed Kerek Suku Bunga

The Fed agak lebih hawkish dari yang diperkirakan. Mereka memproyeksikan kenaikan pada setiap pertemuan ke depan pada 2022. Ini bukan pertanda baik untuk pasar emas.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas jatuh pada akhir perdagangan, sebelum The Fed memutuskan kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin (0,25 persen) pada Kamis pagi (17/3/2022) waktu Jakarta.

Pasar juga dipengaruhi oleh harapan kemajuan dalam pembicaraan Rusia-Ukraina, dengan meningkatnya imbal hasil obligasi pemerintah yang menambah tekanan terhadap logam mulia ini.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$20,5 atau 1,06 persen, menjadi ditutup pada US$1.909,20 per ounce.

Emas berjangka anjlok US$31,1 atau 1,59 persen menjadi US$1.929,70 pada Selasa (15/3/2022), setelah merosot US$24,2 atau 1,22 persen menjadi US$1.960,80 pada Senin (14/3/2022), dan jatuh US$15,4 atau 0,77 persen menjadiUS$1.985,00 pada Jumat (11/3/2022).

Federal Reserve menutup pertemuan moneternya tak lama setelah pasar ditutup, mengumumkan keputusan menaikkan suku bunga untuk pertama kalinya sejak 2018 sebesar seperempat poin persentase untuk melawan kenaikan inflasi AS. Fed lebih lanjut menunjukkan bahwa dapat menaikkan suku bunga tujuh kali lagi pada tahun 2022.

"Saya memperkirakan harga emas diperdagangkan antara kisaran US$1.880 - US$1.960 dalam waktu dekat," kata Tai Wong, pedagang logam independen di New York.

"Namun, The Fed agak lebih hawkish dari yang diperkirakan. Mereka memproyeksikan kenaikan pada setiap pertemuan ke depan pada 2022. Ini bukan pertanda baik untuk pasar emas," lanjutnya

Emas sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, karena hal ini meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil, sekaligus meningkatkan dolar yang membuat emas lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Namun, penurunan indeks dolar 0,5 persen, membuat emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya, sementara imbal hasil acuan obligasi pemerintah AS 10-tahun juga mundur dari tertinggi baru-baru ini.

The Fed memproyeksikan kebijakan suku bunganya akan mencapai kisaran antara 1,75 persen dan 2,0 persen pada akhir tahun, tetapi menandai ketidakpastian besar yang dihadapi ekonomi dari perang di Ukraina dan krisis kesehatan Covid-19 yang sedang berlangsung.

Di sisi lain, harapan seputar kemajuan dalam pembicaraan damai antara Rusia dan Ukraina ditambah dengan penurunan harga minyak telah mengurangi permintaan terhadap safe-haven emas. Emas diperdagangkan lebih tinggi dalam perdagangan elektronik setelah pengumuman hasil pertemuan Fed.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper