Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Dibuka Rebound saat Harga Minyak Merosot ke US$95 per Barel

S&P 500 rebound setelah mengalami penurunan tiga hari, dipimpin oleh keuntungan di segmen ritel dan saham teknologi. Sementara Nasdaq 100 mengungguli benchmark utama.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat mengawali perdagangan Selasa (15/3/2022) waktu setempat di zona hijau, mengambil momentum saat harga minyak global melemah.

Mengutip Bloomberg pada 21.31 WIB, indeks Dow Jones Industrial Average dibuka melejit 1,02 persen atau 336,09 poin ke 33.281,33, S&P 500 terangkat 1,26 persen atau 52,72 poin ke 4.225,83, dan Nasdaq melesat 1,68 persen atau 211,78 ke 12.793.00.

Data manufaktur New York melaporkan tingkat yang lebih lemah dari yang diharapkan, meredakan kekhawatiran tentang pengetatan Federal Reserve yang lebih agresif.

S&P 500 rebound setelah mengalami penurunan tiga hari, dipimpin oleh keuntungan di segmen ritel dan saham teknologi. Nasdaq 100 mengungguli benchmark utama, setelah turun lebih dari 20 persen dari posisi rekor.

Imbal hasil Treasury AS tenor 10 tahun turun dari level tertinggi sejak 2019, bergabung dengan penurunan dolar AS. Saham maskapai penerbangan melonjak karena minyak mentah WTI merosot di bawah US$95 per barel.

Yuan menghapus kerugian menyusul berita bahwa Arab Saudi sedang dalam pembicaraan aktif dengan Beijing untuk menentukan harga beberapa penjualan minyaknya ke China dalam mata uang tersebut.

Harga-harga yang dibayarkan kepada produsen AS naik kuat pada Februari karena biaya barang lebih tinggi, menggarisbawahi tekanan inflasi yang mengatur panggung untuk kenaikan suku bunga pertama The Fed sejak 2018 pada Rabu (16/3/2022) waktu setempat.

Namun, para pejabat the Fed harus menyeimbangkan pembatasan harga yang lebih tinggi tanpa menghambat rebound ekonomi. Sebuah laporan terpisah menunjukkan aktivitas manufaktur negara bagian New York melemah jauh pada awal Maret karena pesanan turun dan waktu pengiriman diperpanjang.

Pada bagian lain, Perdana menteri Polandia, Republik Ceko dan Slovenia melakukan perjalanan tak terduga ke Kyiv dengan kereta api pada Selasa untuk bertemu dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy dan berencana mengumumkan "paket luas" tindakan dukungan.

Rusia dan Ukraina melanjutkan negosiasi pada hari ini, sementara seorang pejabat Uni Eropa mengatakan sekitar 12 juta orang telah terkena dampak perang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper