Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Mayoritas Reksa Dana Pekan Lalu Tumbuh Meskipun Ukraina Bergejolak

Mayoritas instrumen reksa dana pada pekan kedua Maret 2022 mencatatkan kinerja positif, meski terdapat beberapa tekanan di pasar modal serta Ukraina versus Rusia.
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati beraktivitas di sekitar grafik pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Kamis (4/6/2020). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Mayoritas instrumen reksa dana pada pekan kedua Maret 2022 mencatatkan kinerja positif, meski terdapat beberapa tekanan di pasar modal.

Berdasarkan laporan mingguan Infovesta yang dirilis Senin (14/3/2022), pada periode 4 Maret 2022 hingga 11 Maret 2022, kinerja instrumen reksa dana bergerak dalam rentang minus 0,42 persen hingga 0,27 persen.

“Di tengah penurunan tipis IHSG 0,08 persen secara mingguan, reksa dana saham membukukan [kenaikan] imbal hasil sebesar 0,27 persen,” tulis Infovesta dalam laporannya, Senin (14/3/2022).

Selain itu, reksa dana campuran pada pekan turut tumbuh sebesar 0,11 persen, di tengah pelemahan terbatas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan indeks acuan obligasi pemerintah (IGBI) yang tertekan cukup dalam sebesar 0,45 persen.

Di sisi lain, indeks acuan obligasi korporasi (ICBI) yang tumbuh 0,05 persen belum mampu mengangkat kinerja reksa dana pendapatan tetap sehingga instrumen tersebut pada pekan lalu mencatatkan penurunan kinerja sebesar 0,42 persen.

Selanjutnya untuk reksa dana pasar uang, pada pekan lalu masih mencatatkan kinerja stabil yaitu tumbuh 0,05 persen.

Secara year to date (ytd) atau sepanjang tahun hingga Jumat (11/3/2022), kinerja reksa dana campuran tercatat masih pimpin pertumbuhan kinerja dengan kenaikan 2,02 persen ytd. Lalu disusul oleh kinerja reksa dana saham dengan kenaikan 1,81 persen ytd.

Sementara itu, reksa dana pasar uang mencetak pertumbuhan 0,50 persen ytd dan reksa dana pendapatan tetap turun sebesar 0,28 persen ytd.

Beralih ke instrumen reksa dana syariah dalam sepekan, reksa dana campuran syariah terpantau memimpin kinerja dengan tumbuh 0,07 persen, lalu diikuti reksa dana pasar uang syariah dengan naik 0,05 persen.

Reksa dana saham syariah dan reksa dana pendapatan tetap syariah selama sepekan sebaliknya mencetak pelemahan kinerja yang masing-masing turun sebesar 0,14 persen dan 0,21 persen.

“Tekanan terhadap pasar modal baik di pasar saham maupun surat utang disebabkan oleh rilis terbaru inflasi AS per Februari 2022 sebesar 7,9 persen yang terus melonjak di mana memunculkan kekhawatiran kebijakan The Fed akan semakin hawkish,” tulis Infovesta.

Di tambah lagi, konflik Rusia-Ukraina yang belum juga menemui kesepakatan serta sanksi diberlakukannya embargo minyak dan gas Rusia juga berpotensi menjadi faktor pendorong lonjakan inflasi lainnya

Infovesta juga melaporkan bahwa aliran dana investor asing di pasar saham tercatat melakukan aksi jual bersih atau sell-off sebesar Rp10,7 triliun dalam sepekan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper