Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Komoditas Dapat Berkah Kenaikan Harga, Ini Rekomendasi Sahamnya

Kenaikan harga batu bara dan nikel diprediksi masih akan bertahan pada kuartal II/2022 seiring masih kuatnya efek tensi geopolitik Russia-Ukraina.
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat
Pekerja mengoperasikan alat berat saat bongkar muat batu bara ke dalam truk di Pelabuhan PT Karya Citra Nusantara (KCN), Marunda, Jakarta, Rabu (12/1/2022). ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah taipan emiten komoditas makin untung setelah mendapat berkah dari kenaikan harga komoditas di tengah adanya konflik geopolitik yang memanas antara Rusia dan Ukraina. Hal ini turut mendongkrak harga saham emitennya.

Sejumlah emiten komoditas seperti PT Bayan Resources Tbk. (BYAN) milik Dato’ Low Tuck Kwong misalnya mengalami kenaikan harga saham hingga 66,20 persen sepanjang 2022 berjalan dari Rp27.000 ke Rp44.875.

Selain itu, emiten grup Rajawali Peter Sondakh, PT Golden Eagle Energy Tbk. (SMMT) melesat 305,94 persen dari Rp202 ke Rp820. Tak kalah, emiten milik emiten milik Garibaldi “Boy” Thohir, PT Adaro Energy Indonesia Tbk. (ADRO) juga mencatatkan kenaikan harga hingga 36,44 persen sepanjang 2022 berjalan, dari 2.250 ke 3.070.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Dessy Lapagu menilai kenaikan harga komoditas umumnya terjadi pada komoditas batu bara dan nikel di mana pasokan dari Rusia sebagai produsen dan pemasok utama terganggu di tengah adanya konflik dengan Ukraina.

Dengan adanya kondisi seperti ini, Dessy menilai emiten yang memiliki porsi ekspor dominan bisa mendapatkan keuntungan besar dari kenaikan harga komoditas.

“Kami perkirakan kenaikan harga batu bara dan nikel masih akan bertahan pada kuartal II/2022 ini seiring masih kuatnya efek tensi geopolitik Russia-Ukraina terhadap supply-demand komoditas global,” terangnya kepada Bisnis, dikutip Minggu (13/3/2022).

Di sisi lain, jika ada intervensi untuk menahan laju kenaikan, seperti trading halt yang terjadi pada nikel LME, harga diharapkan dapat stabil lebih cepat.

“Namun, faktor utama yang dapat menstabilkan harga saat ini adalah tensi geopolitik yang mereda,” ujarnya.

Di tengah kondisi saat ini, Samuel Sekuritas merekomendasikan saham ANTM untuk dibeli dengan target harga di Rp3.230 dan HRUM untuk dibeli dengan target harga di Rp13.800. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper