Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasca Negosiasi Rusia dan Ukraina, Harga Emas Mulai Meredup

Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Sabtu Pagi WIB berkat kemajuan negosiasi antara Rusia dan Ukraina.
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Pegawai menunjunkan emas batangan di Galeri 24, Jakarta, Rabu (12/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas tergelincir pada akhir perdagangan Sabtu Pagi WIB berkat kemajuan negosiasi antara Rusia dan Ukraina.

Daya tarik safe-haven logam kuning meredup setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan ada kemajuan dalam pembicaraan dengan Ukraina. Begitu pun, kenaikan suku bunga AS menambah tekanan pada emas.

Kontrak harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, jatuh 15,4 dolar AS atau 0,77 persen, menjadi ditutup pada 1.985,00 dolar AS per ounce. Namun harga emas mencatat kenaikan mingguan sekitar 0,8 persen karena kekhawatiran atas konflik Ukraina membuat investor tetap waspada.

Sehari sebelumnya, Kamis (10/3/2022), harga emas berjangka terdongkrak 12,2 dolar AS atau 0,61 persen menjadi 2.000,40 dolar AS, setelah anjlok 55,1 dolar AS atau 2,7 persen menjadi 1.988,20 dolar AS pada Rabu (9/3/2022), dan melonjak 47,4 dolar AS atau 2,37 persen menjadi pada 2.043,30 dolar AS pada Selasa (8/3/2022).

"Ada perubahan positif tertentu, negosiator di pihak kami memberi tahu saya," kata Putin dalam pertemuan dengan mitranya dari Belarusia Alexander Lukashenko, tetapi tidak memberikan rincian apa pun dikutip dari Antara, Sabtu (12/3/2022).

"Krisis Rusia-Ukraina akan terus mendukung prospek harga logam mulia yang lebih tinggi," kata Analis Saxo Bank Ole Hansen dalam sebuah catatan, karena itu bisa berarti inflasi yang lebih tinggi, memperlambat pertumbuhan dan lebih sedikit kenaikan suku bunga bank sentral.

Dengan inflasi AS yang menggelembung pada Februari, taruhan bahwa bank sentral akan menaikkan suku bunga acuan setidaknya 25 basis poin pada 16 Maret, mencapai 94 persen, menurut FedWatch Tool CME.

"(Untuk emas) banyak faktor fundamental positif, seperti inflasi dan gangguan rantai pasokan masih ada... tetapi dalam jangka pendek, kami mungkin telah memperkirakan harga yang baik dari faktor-faktor tersebut ke pasar," kata Direktur Perdagangan Logam High Ridge Futures, David Meger.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan acuan naik pada hari itu, meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper