Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Geopolitik Meningkat, Manajer Investasi Atur Strategi Reksa Dana

Manajer investasi (MI) telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja produknya di tengah tensi geopolitik yang tinggi
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung beraktivitas di depan papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (23/2/2022). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah perusahaan manajer investasi (MI) telah menyiapkan langkah-langkah strategis untuk menjaga kinerja produknya di tengah tensi geopolitik yang tinggi dan menguatnya mata uang dolar AS.

Direktur Utama Pinnacle Persada Investama Guntur Putra mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi untuk menjaga kinerja produk reksa dana. Hal ini seiring dengan munculnya sejumlah sentimen signifikan di pasar, seperti konflik Rusia – Ukraina, kenaikan imbal hasil obligasi AS, dan penguatan dolar AS.

Guntur menuturkan, pihaknya menggunakan strategi kuantitatif untuk produk-produk reksa dana berbasis saham seperti reksa dana Saham dan ETF. Ia menjelaskan strategi pengaturan ini dilihat dari beberapa faktor yang telah ditentukan oleh perusahaan, seperti momentum, nilai (value), kualitas, dan volatilitas.

“Sehingga, di tengah eskalasi konflik geopolitik, risiko inflasi, dan kenaikan imbal hasil, ini secara langsung akan berpengaruh ke volatilitas pasar dan ini secara otomatis tercapture di strategi kuantitatif yang kami terapkan. Dari sisi aset alokasi dan faktor eksposur, kami akan lebih defensif,” jelasnya saat dihubungi, Selasa (8/3/2022).

Sementara itu, untuk reksa dana pendapatan tetap, Pinnacle menerapkan active duration measure. Ia mengatakan tim investasi akan melakukan penyesuaian, seperti memperpanjang atau memperpendek durasi portofolio sesuai dengan pandangan pasar dari Pinnacle.

Selanjutnya, untuk reksa dana pasar uang, Pinnacle akan lebih selektif pada alokasi penempatan deposito dan obligasi jangka pendek.

Sementara itu, Chief Investment Officer Star AM Susanto Chandra mengatakan, pihaknya telah menyiapkan sejumlah strategi dalam mengelola produk reksa dananya. Untuk reksa dana saham, Star AM kami melihat big caps memiliki peluang penguatan seiring dengan berlanjutnya arus dana asing ke pasar saham Indonesia.

“Selain dari big caps, mengikuti momentum perang kami melakukan alokasi taktikal pada sektor energi dan komoditas. Apabila momentum perang mereda, kami melihat sektor-sektor konsumer discretionary berpeluang meningkat apabila laju covid terus terkendali,” jelasnya.

Sementara itu, untuk reksa dana berbasis obligasi, Star AM tetap mengalokasikan porsi investasi dominan pada obligasi korporasi dengan durasi dibawah 5 tahun seiring dengan ekspektasi peningkatan suku bunga.

“Untuk pasar uang, kami mulai meningkatkan porsi deposito untuk mengambil peluang peningkatan suku bunga,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper