Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten CPO Grup Salim Lonsum (LSIP) Raup Penjualan Rp4,53 Triliun pada 2021

Lonsum (LSIP) mencatat kenaikan penjualan sebesar 28 persen menjadi Rp4,53 triliun di 2021, naik dari Rp3,53 triliun di 2020.
Gedung PT PP London Sumatra Tbk di Medan./Bisnis
Gedung PT PP London Sumatra Tbk di Medan./Bisnis

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten sawit Grup Salim, PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) atau Lonsum mencatatkan peningkatan kinerja sepanjang 2021.

Lonsum mencatat kenaikan penjualan sebesar 28 persen menjadi Rp4,53 triliun di 2021, naik dari Rp3,53 triliun di 2020. Peningkatan penjualan ini didorong oleh kenaikan harga jual rata-rata (ASP) produk sawit. ASP CPO dan PK masing-masing meningkat 31 persen yoy dan 55 persen yoy.

Sepanjang 201, produksi Tandan Buah Segar (TBS) inti perseroan turun 7 persen yoy menjadi 1,2 juta ton, terutama karena dampak cuaca yang tidak mendukung serta kegiatan peremajaan tanaman sawit.

Seiring dengan turunnya produksi TBS inti dan eksternal, total produksi CPO turun 8 persen yoy menjadi 306.000 ton. Volume penjualan CPO turun 2 persen yoy menjadi 318.000 ton, sedangkan volume penjualan produk PK turun 6 persen yoy menjadi 92.000 ton.

Presiden Direktur Lonsum Benny Tjoeng dalam keterangan resminya mengatakan, industri agribisnis di tahun 2021 kembali menghadapi tahun yang penuh tantangan, terutama karena kondisi cuaca yang tidak mendukung dan berlanjutnya dampak pandemi.

"Naiknya harga komoditas sepanjang tahun 2021, terutama disumbang oleh meningkatnya permintaan vegetable oils dunia serta rendahnya produksi akibat dampak cuaca," tuturnya, Selasa (1/3/2022).

Meski demikia, lanjutnya, pada 2021 Lonsum meraih kinerja keuangan yang positif seiring kenaikan harga jual rata-rata produk sawit, serta upaya-upaya perseroan dalam pengendalian biaya dan efisiensi. Produksi TBS inti Lonsum terutama dipengaruhi oleh kondisi cuaca yang tidak mendukung dan berlanjutnya kegiatan peremajaan tanaman sawit.

"Kami melakukan penanaman kembali pada sebagian lahan yang berusia tua dengan benih bibit yang memiliki potensi hasil panen tinggi," tuturnya.

Sepanjang 2021, Lonsum mencatat laba kotor Rp1,81 triliun atau meningkat 68 dari Rp1,07 triliun di 2020, laba operasi Rp1,19 triliun atau meningkat 46 persen yoy dan EBITDA Rp1,95 triliun, meningkat 59 persen yoy.

Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk meningkat 42 persen yoy menjadi Rp991 miliar, terutama disebabkan oleh peningkatan laba usaha yang sebagian diimbangi oleh peningkatan beban pajak penghasilan.

Adapun total aset perseroan pada 2021 tercatat sebesar Rp11,85 triliun, termasuk posisi kas dan setara kas Rp3,37 triliun, dan tidak adanya pendanaan melalui utang bank pada tanggal 31 Desember 2021.

Ke depan, Benny memperkirakan industri perkebunan akan tetap menantang. Menurutnya, Lonsum akan terus memperkuat posisi keuangan, mengendalikan biaya dan efisiensi, meningkatkan produktivitas, dan memprioritaskan belanja modal pada aspek-aspek yang berpotensi memiliki pertumbuhan, kegiatan penanaman dan infrastruktur.

"Kami juga berfokus pada praktik-praktik agrikultur yang baik secara berkelanjutan serta mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan keamanan dan kesehatan karyawan kami selama masa pandemi,“ kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper