Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rugi Bengkak dan Tanpa Pengendali, Bagaimana Nasib HK Metals (HKMU) Tahun Ini?

PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) yang tanpa pengendali, membukukan kerugian Rp234 miliar pada 2021 lebih besar daripada akhir 2020.
Direktur Utama PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU) Ngasidjo Achmad (dari kiri), Direktur Jodi Pujiyono, dan Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Muhamad Kuncoro berbincang seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa di Jakarta, Jumat (28/8/2020)./HKMU
Direktur Utama PT HK Metals Utama Tbk. (HKMU) Ngasidjo Achmad (dari kiri), Direktur Jodi Pujiyono, dan Komisaris Utama merangkap Komisaris Independen Muhamad Kuncoro berbincang seusai Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Luar Biasa di Jakarta, Jumat (28/8/2020)./HKMU

Bisnis.com, JAKARTA -- PT HK Metals Utama Tbk (HKMU) membukukan kerugian Rp234 miliar pada 2021 lebih besar daripada akhir 2020.

Emiten yang kini bergerak tanpa pengendali itu juga membukukan penurunan pendapatan sebesar 30 persen menjadi Rp 389,7 miliar. Turun jika dibandingkan dengan pendapatan tahun 2020 sebesar Rp 560 miliar.

Penurunan tersebut dikontribusikan antara lain dari segmen trading sebesar 79 persen. Kemudian segmen baja ringan turun sebesar 43 persen  dan aluminium turun sebesar 17 persen.

Jodi Pujiyono, Sekretaris Perusahaan HKMU menjelaskan kinerja yang dicapai perusahaan tahun 2021 secara garis besar masih belum dapat di optimalkan. Hal itu dilihat dari turunnya total pendapatan sedangkan perusahaan berupaya melakukan transformasi bisnis.

Misalnya berfokus di manufaktur dan juga customer project, industry dan ekspor, tetapi masih belum memberikan hasil yang memuaskan. Menurutnya secara nominal laba kotor masih bertumbuh, namun secara persentase masih jauh dibawah target perusahaan.

“Untuk tahun 2022 kami hanya menargetkan mempertahankan marjin laba kotor karena beberapa faktor eksternal yang memberatkan seperti varian Omicron yang mulai meluas di kuartal 1 tahun 2022 ini dan tren kenaikan harga komoditas yang sangat signifikan, ditambah market masih belum sepenuhnya pulih,” katanya dalam keterangan resmi dikutip Minggu (27/2/2022).

Sementara itu, total aset perusahaan pada 2021 sebesar Rp 720 miliar turun Rp 209 miliar atau 22 persen dibandingkan 2020 sebesar Rp929 miliar.

“Manajemen sepenuhnya memahami bahwa kinerja tahun 2021 masih belum memuaskan,  kerugian di tahun 2021 disebabkan karena adanya penyesuaian pada angka persediaan sebesar Rp104 miliar dan penambahan penyisihan penurunan nilai piutang usaha tahun berjalan sebesar Rp101 miliar, tidak menutup kemungkinan masih akan ada penambahan kerugian dikarenakan persediaan dan piutang usaha di tahun 2022 ini” tambah Jodi.

Direktur Utama Muhamad Kuncoro menyampaikan akan menjalankan perusahaan secara professional dan menjaga kepentingan para stakeholder serta mencari solusi atas permasalahan ketiadaan pengendali.

“Prioritas kami saat ini untuk segera mendapatkan pengendali baru, namun dapat saya sampaikan juga bahwa pembicaraan kami dengan calon investor untuk saat ini belum ada sinyal positif, bahkan beberapa calon investor masih menunda pembicaraan lebih lanjut menunggu sampai ada kejelasan rencana perusahaan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper