Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Menguat Tipis Terhadap Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 18,5 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.367 per dolar AS. Sementara indeks dolar terhadap sejumlah mata uang utama turun 0,17 poin atau 0,18 persen ke level 96,948.
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Uang dolar dan rupiah di salah satu money changer di Jakarta, Rabu (16/2/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada perdagangan Jumat pagi (25/2/2022).

Hal itu seiring dengan diumumkannya sanksi ekonomi baru Amerika Serikat terhadap Rusia. Sejumlah mata uang di kawasan Asia juga menguat terhadap greenback.

Mengutip Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS naik 18,5 poin atau 0,13 persen ke level Rp14.367 per dolar AS. Sementara indeks dolar terhadap sejumlah mata uang utama turun 0,17 poin atau 0,18 persen ke level 96,948.

Pada perdagangan pagi ini, sejumlah mata uang lain di kawasan Asia tercatat menguat terhadap dolar AS, dipimpin oleh mata uang baht Thailand sebesar 0,29 persen, lalu disusul yen Jepang yang naik 0,22 persen, dan yuan China menguat 0,16 persen.

Sementara itu, rupee India masih tertekan terhadap dolar AS dengan pelemahan sebesar 1,46 persen. Won Korea Selatan juga turun tipis 0,06 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya kemarin, Kamis (24/2/2022) menyebutkan indeks dolar AS sempat menguat terhadap mata uang lainnya setelah Ukraina mengumumkan keadaan darurat dan Rusia mengirim pasukan ke Ukraina bagian timur.

Dari sisi internal, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengumumkan realisasi Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) pada Januari mengalami surplus sebesar Rp28,9 triliun atau melonjak sekitar 163,5 persen dibandingkan tahun lalu yang mengalami defisit sebesar Rp45,5 triliun.

Surplus APBN ini didorong oleh penerimaan pajak yang mencapai 59,39 persen atau secara tahunan menjadi Rp109,1 triliun, dibandingkan pada tahun lalu yaitu sebesar Rp69,45 triliun.

Jika diperincikan untuk PPh non-migas telah dikumpulkan sebesar Rp61,14 triliun atau naik sangat tinggi yaitu 56,7 persen dibandingkan tahun lalu penerimaan pajak non migas mengalami kontraksi sebesar 15,7 persen.

Adapun PPN dan PPnBM, lanjutnya, mengalami pertumbuhan sangat tinggi yaitu mencapai 45,86 persen atau terkumpul sebesar Rp38,43 triliun. Di mana pada tahun lalu PPN dan PPnBM mengalami kontraksi 14,8 persen.

Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim sebelumnya memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun berisiko ditutup melemah di rentang Rp14.370-Rp14.420. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper