Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dharma Polimetal (DRMA) Realisasikan Belanja Modal Rp247 Miliar

PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp247 miliar.
Suasana pabrik calon emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk. Entitas Grup Triputra ini akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham pada akhir 2021. /Perseroan.
Suasana pabrik calon emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk. Entitas Grup Triputra ini akan melakukan penawaran umum perdana (IPO) saham pada akhir 2021. /Perseroan.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten komponen otomotif, PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) telah merealisasikan belanja modal sebesar Rp247 miliar.

Presiden Direktur DRMA, Irianto Santoso telah merealisasikan belanja modal untuk ekspansi pembangunan pabrik dan membeli mesin-mesin baru dengan total dana sekitar Rp247 miliar.

"Melihat capaian dan kinerja perseroan pada Januari lalu, kami optimis akan dapat meraih pertumbuhan penjualan dan laba bersih double digit untuk tahun ini," katanya dalam keterangan resmi Kamis (24/2/2022).

Untuk mencapai target tersebut, perseroan harus mempersiapkan semua hal baik dari sisi teknis, seperti membangun pabrik dan membeli mesin-mesin baru hingga non teknis, khususnya peningkatan penyebaran varian omicron covid-19 pada awal tahun ini.

Irianto menambahkan aksi tersebut karena melihat mulai bangkitnya kembali industri otomotif nasional belakangan ini. Hal itu tercermin dari target penjualan yang dicanangkan oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) dan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI).

Gaikindo menargetkan penjualan kendaraan roda empat sebanyak 900.000 unit, sedangkan AISI menargetkan penjualan kendaraan roda dua sekitar 5,1 juta—5,4 juta unit di tahun ini.

Adapun pada 2021, penjualan DRMA mencapai sekitar Rp3 triliun, naik lebih dari 50 persen dibandingkan capaian tahun sebelumnya.

Irianto mengatakan, optimisme ini seiring naiknya target penjualan mobil nasional oleh Gaikindo tahun ini dan kesiapan perseroan dalam memproduksi komponen, khususnya komponen yang sebelumnya belum dibuat oleh perusahaan.

“Target ini cukup realistis berdasarkan prospek pertumbuhan industri otomotif masih sangat besar dan terbuka, dilihat tingkat kepadatan kepemilikan mobil per jumlah penduduk yang masih rendah," katanya.

Selain itu, lanjutnya, dukungan pemerintah untuk membantu meningkatkan kembali industri otomotif seperti pemberlakuan kembali kebijakan PPnBM-DTP akan menstimulasi pasar kendaraan bermotor dan memacu produsen-produsen otomotif untuk mengeluarkan model baru yang ujungnya akan berpengaruh terhadap permintaan komponen baru.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper