Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Gagal Manfaatkan Pelemahan Dolar AS

Rupiah belum mampu menguat meskipun indeks dolar AS tengah melemah.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup stagnan pada awal pekan ini, Senin (21/2/2022). Sedangkan mata uang lain di kawasan Asia ditutup beragam.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup stagnan alias 0,00 persen ke posisi Rp14.327 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS pada pukul 15.10 WIB terpantau melemah 0,32 persen atau 0,3040 poin ke level 95,7390.

Sedangkan mata uang lain di kawasan Asia yang mencatatkan penguatan nilai tukar pada hari ini diantaranya won Korea Selatan yang naik 0,32 persen, rupee India naik 0,30 persen, dolar Taiwan 0,18 persen, maupun yen Jepang naik 0,07 persen terhadap dolar AS.

Di lain sisi, yuan China tercatat melemah 0,14 persen dan peso Filipina turun 0,04 persen terhadap dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam riset hariannya menyampaikan bahwa konflik Rusia dan Ukraina menjadi sentimen negatif penggerak dolar AS pada hari ini. Di mana Presiden AS Joe Biden mengatakan bahwa invasi bisa datang.

"Selain itu, pelaku pasar mata uang juga fokus pada kebijakan bank sentral, mencari petunjuk tentang kecepatan dan ukuran kenaikan suku bunga di pasar utama," paparnya dalam riset harian, Senin (21/2/2022).

Sementara itu, di dalam negeri Ibrahim menyampaikan, Bank Indonesia melaporkan neraca pembayaran Indonesia (NPI) pada 2021 yang mencatatkan surplus yang tinggi yaitu sebesar US$13,5 miliar atau sekitar Rp193 triliun.

Menurut Ibrahim, capaian surplus tersebut jauh meningkat dibandingkan capaian surplus pada tahun sebelumnya sebesar US$2,6 miliar, sehingga mendukung ketahanan sektor eksternal Indonesia.

Adapun pada Kuartal IV/2021, NPI mencatat defisit yang rendah sebesar US$0,8 miliar, ditopang oleh surplus transaksi berjalan yang berlanjut, sementara transaksi modal dan finansial mencatatkan defisit.

BI pun mencatat, posisi cadangan devisa pada akhir Desember 2021 meningkat menjadi sebesar US$144,9 miliar. Setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor dan utang luar negeri pemerintah serta berada di atas standar kecukupan internasional.

Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim pun memperkirakan penguatan rupiah pada perdagangan esok hari, Selasa (22/2/2022).

“Untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat direntang Rp14.300 - Rp14.350,” tulisnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper