Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rusia-Ukraina Masih Memanas, Harga Emas Kembali Menanjak

Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani sentimen di pasar keuangan, mendorong investor untuk mencari tempat berlindung yang aman seperti emas.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu atau Kamis pagi WIB setelah Amerika Serikat (AS) mengatakan Rusia masih menambah pasukan di sekitar Ukraina.

Di sisi lain, pelaku pasar menantikan rilis risalah dari pertemuan kebijakan terakhir Federal Reserve (Fed Minutes). Fed memberikan sinyal kenaikan suku bunga dalam jangka pendk.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, naik US$15,3 atau 0,82 persen menjadi ditutup pada US$1.871,50 per ounce. Harga emas berjangka jatuh 0,71 persen ke US$1.856,20 sehari sebelumnya, menghentikan kenaikan tujuh sesi beruntun.

"Emas menarik banyak investor yang mencari perlindungan karena mereka menyadari bahwa tidak akan ada resolusi cepat untuk situasi (Rusia-Ukraina) ini," kata Analis Pasar Senior OANDA, Edward Moya.

"Emas memiliki jalur yang jelas lebih tinggi. Namun, akan ada saat-saat di mana ia akan dijual karena ekspektasi pengetatan Fed yang lebih agresif."

Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengatakan pada Rabu (16/2/2022) bahwa Rusia telah memindahkan unit-unit penting lebih dekat ke perbatasan Ukraina, meskipun Moskow bersikeras bahwa pihaknya menarik diri.

Meningkatnya ketegangan geopolitik dan ekspektasi kenaikan suku bunga AS membebani sentimen di pasar keuangan, mendorong investor untuk mencari tempat berlindung yang aman seperti emas.

Risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) keluar tak lama setelah pasar tutup. Risalah menunjukkan bahwa banyak pejabat Federal Reserve mendukung berakhirnya pelonggaran kuantitatif lebih cepat dari Maret.

The Fed akan memulai siklus pengetatannya pada Maret dengan kenaikan 25 basis poin ke suku bunga acuan overnight.

"Begitu The Fed mulai menaikkan suku bunga dan jika lebih cepat dari yang diharapkan, Anda akan melihat emas turun, tapi saya tidak melihat keruntuhan," kata analis Natixis, Bernard Dahdah.

Naiknya suku bunga meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Data ekonomi positif yang dirilis pada Rabu (16/2/2022) agak membatasi kenaikan harga emas. Departemen Perdagangan AS melaporkan bahwa penjualan ritel AS meningkat sebesar 3,8 persen pada Januari, terbesar sejak Maret lalu. Tetapi harga yang lebih tinggi dapat menumpulkan dampak pada pertumbuhan ekonomi kuartal ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper