Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tensi Di Ukraina Mulai Mendingin, Harga Alumunium Tetap Perkasa

Harga alumunium untuk kontrak pengiriman 3 bulan cenderung fluktuatif dan terpantau di posisi US$3.208 per ton di London Metal Exchange (LME). Harga alumunium sempat berada di level US$3.333 per ton pada perdagangan intraday pekan lalu.
Produksi alumunium can di Afrika/ Bloomberg
Produksi alumunium can di Afrika/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga alumunium terus bergerak di dekat level tertingginya sejak 2008 seiring dengan sikap investor yang memantau situasi geopolitik di Ukraina yang mulai membaik dan kenaikan harga energi yang menekan pasokan global.

Dilansir dari Bloomberg, pada Rabu (16/2/2022), harga alumunium untuk kontrak pengiriman 3 bulan cenderung fluktuatif dan terpantau di posisi US$3.208 per ton di London Metal Exchange (LME). Harga alumunium sempat berada di level US$3.333 per ton pada perdagangan intraday pekan lalu.

Level harga alumunium saat ini masih berada di dekat rekor all time high pada US$3.380,15 per ton yang dicapai pada 2008 lalu.

Salah satu katalis yang mempengaruhi pergerakan harga alumunium adalah mendinginnya tensi geopolitik di Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin berharap masalah ini dapat diselesaikan melalui jalur diplomasi dengan AS dan sekutunya.

Bersamaan dengan hal tersebut, Putin mengumumkan penarikan sebagian pasukannya di dekat perbatasan Ukraina. Hal ini kembali menggairahkan pasar dan mengurangi kekhawatiran terkait potensi tersendatnya pasokan alumunium dari Rusia.

Adapun, alumunium menjadi logam dasar dengan kenaikan harga tertinggi sepanjang tahun ini dengan reli sekitar 14 persen. Lonjakan harga ditopang oleh kenaikan harga bahan bakar yang turut menekan pasokan dari Eropa dan China.

Premi untuk alumunium di LME pada pasar spot mencapai jarak terlebarnya sejak 2018 pada pekan ini sebelum menyempit pada hari Selasa. Pergerakan tersebut mengindikasikan minimnya ketersediaan pasokan.

Sementara itu, laporan dari Jinrui Futures Co menyebutkan, harga alumunium di China ditopang oleh keterbatasan pasokan akibat lockdown virus corona dan pembatasan selama Olimpiade Musim Dingin Beijing.

“Selain itu, laju inflasi China yang melambat pada bulan Januari memberi ruang gerak bagi bank sentral untuk melonggarkan kebijakan moneternya jelang pertemuan tokoh-tokoh politik penting pada tahun ini. Prospek pelonggaran kebijakan tersebut menjadi katalis positif untuk komoditas logam,” demikian kutipan laporan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper