Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dunia Waspada Perang, Harga Emas Bisa Melayang ke US$1.900?

Kecemasan terjadinya perang dunia ketiga membuat situasi menjadi tidak menentu, sehingga pelaku pasar cenderung memilih untuk mengoleksi emas.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas dunia mengalami kenaikan dengan menyentuh level US$1.859 per troy ons dan melonjak sekitar 1,75 persen pada perdagangan Senin (14/2/2022), lantaran emas dijadikan aset lindung nilai di tengah adanya ancaman perang dunia ketiga.

Mengutip data Bloomberg pada Senin (14/2/2022) pukul 17.45 WIB, harga emas Comex naik 16,30 poin atau 0,88 persen ke US$1.858,40 per troy ons. Sementara itu, harga emas Spot turun 2,97 poin atau 0,16 persen ke US$1.855,79 per troy ons menyusul peningkatan ketegangan di Eropa Timur.

Tim Riset ICDX menyebutkan, pihak Gedung Putih AS percaya pada kemungkinan Rusia akan menyerang Ukraina dalam hitungan hari. Pecahnya perang akan membuat situasi menjadi tidak menentu sehingga emas, sebagai aset aman, menjadi pilihan investasi.

“Kecemasan terjadinya perang dunia ketiga membuat situasi menjadi tidak menentu, sehingga pelaku pasar cenderung memilih untuk mengoleksi emas sebagai aset aman sehingga meningkatkan permintaan terhadap produk emas. Kenaikan permintaan terhadap emas menyebabkan harga emas naik,” jelas Tim Riset dalam riset harian, Senin (14/2/2022).

ICDX memperkirakan harga emas naik dengan support saat ini beralih ke level US$1.852 dan resistensi terdekat berada di area US$1.870.

Sementara itu, level support terjauhnya akan berada di areal US$1.842 hingga ke area US$1.827, dan untuk resistance terjauhnya berada di areal US$1.889 hingga ke area US$1.900.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper