Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aset Kripto Makin Diminati, Pria Ini Bagi Tips Sukses Investasi Kripto

Salah satu anak muda yang sukses meraup cuan dari investasi crypto adalah Bobby Chen. Pria ini mengawali kariernya sebagai seorang aktor memulai investasinya.
Ilustrasi sistem blockchain apa aset kripto/Istimewa
Ilustrasi sistem blockchain apa aset kripto/Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA -  Tak sedikit anak muda yang saat ini mulai sadar untuk berinvestasi. Salah satu instrumen investasi yang tengah booming dan naik daun saat ini adalah aset kripto atau cryptocurrency.

Hal ini sejalan dengan riset yang dilakukan Inventure-Alvara yang menemukan bahwa kripto mulai menjadi favorit konsumen khususnya di kalangan milenial dan Gen Z. Bappebti juga mengungkapkan jumlah investor kripto di Indonesia suda mencapai 9,5 juta dengan volume transaksi sebesar Rp478,5 triliu per Juli  2021.

Bahkan, dalam riset yang dilakukan terhadap 770 responden ditemukan bahwa 20 persen diantaranya berminat memiliki aset kripto. Angka ini menduduki peringkat keempat sebagai produk investasi yang ingin dimiliki pada 2020 setelah deposito, saham, dan reksadana. Mengalahkan ORI, valas, tabungan, emas, properti, dan asuransi.

Salah satu anak muda yang sukses meraup cuan dari investasi crypto adalah Bobby Chen. Pria yang mengawali kariernya sebagai seorang aktor ini memulai investasinya pada Februari 2020 dengan modal awal Rp50 juta.

Hanya dalam tempo dua minggu, uang yang diinvestasikan Bobby sudah menjadi Rp250 juta. Bahkan saat ini dia telah mengalokasikan investasi hingga lebih dari Rp1 miliar. Tak mau tanggung, Bobby yang tadinya bermain saham, mulai mengalihkan semua investasinya ke crypto.

Selain investasi crypto, Bobby juga fokus ke NFT, bahkan dalam waktu sekitar 6 bulan dia bisa membuat komunitas crypto hingga 20.000 anggota di Telegram dengan topik ‘Diskusi Crypto & Saham’. Tak heran bila kini Bobby dikenal sebagai Crypto and NFT Investor, Mindset Motivator, Enterpreneur, dan Content Creator.

 Influencer dengan 117.000 lebih follower di Tiktok dan Instagram dengan alamat yang sama @mrbobbychen ini tiap hari menghiasi pengikutnya dengan berbagai tutorial maupun prediksi atau analisis mengenai crypto dan NFT.

Dari sini peruntungan Bobby makin moncer. Investasinya terus merangkak naik, dan makin banyak pengikutnya di media sosial yang selalu menunggu informasi dan solusi terkait dunia crypto dan NFT.

Namun, berinvestasi pada aset kripto juga dibutuhkan perhitungan yang matang agar bisa cuan. Nah, bagi yang ingin berinvestasi di crypto, Bobby membagikan beberapa tips yang dapat diikuti:

  1. Atur Mindset

Bobby mengatakan bahwa dalam berinvestasi yang tepenting adalah pola pikir. Tidak bisa langsung berpikir ingin kaya secara instan. Bobby pun mengakui tak selalu investasinya berjalan mulus. Pernah saat dirinya membeli Raca di harga Rp8, ternyata bukannya naik malah drop ke Rp4 sampai sekitar 2 bulan lamanya.

“Waktu itu turun 50 persen dari harga saya beli. Lalu saya hold dan melakukan teknik DCA saja karena melihat dari proyek yang dibuat crypto tersebut masih bagus dan berjalan. Lalu dalam beberapa bulan ternyata naik sampai hampir 30 kali lipat dari harga saya beli. Coba kalau saya pikirnya mau hasil instan tentu sudah cut lost dan tidak jadi mendapatkan hasil,” ujarnya.

  1. Pahami Risiko dan Tujuan

Menurut Bobby, investasi crypto harus tahu risiko dan tujuan kita apakah mau investasi longterm atau trading. Hal yang penting bagaimana money management dilakukan dan juga benar-benar tau kita investasikan uang kita pada crypto apa dan proyeknya apa.

Dia tetap menyarankan untuk selalu tahu tujuan kita investasi dari awal. Harga yang naik kalau tidak take profit itu  hanya ‘angka’ saja. Kalau mau trading harus set target take profitnya dan cutloss-nya, tapi kalau mau investasi longterm harus bisa melihat jauh ke depan berdasarkan projek dan progress dari project crypto tersebut.

“Jadi harus jelas tujuan kita mau trading atau investasi longterm. Karena banyak orang niatnya trading waktu harga naik nggak di-take profit bilangnya mau jadi ‘invest long term’, tapi waktu turun malah marah-marah, dan menyesal sendiri,” ungkapnya.

  1. Gunakan Uang Dingin

Saat akan masuk ke crypto, maka kalian harus menggunakan uang dingin bukan uang panas. Pasalnya, crypto merupakan investasi yang beresiko artinya pergerakan harganya sangat volatile sekali, jadi bisa naik dan anjlok hanya dalam semalam bahkan bisa rugpull/scam (developer membawa kabur uang investor).

“Kita lihat ada siklus 4 tahunan Bitcoin, tahun 2018 crash lalu ada yang mengatakan 2022 akan crash juga. Akan tetapi ada pengamat justru memperkirakan Bitcoin akan Rp1 miliar lebih atau mencetak ATH (all time high).

Tidak ada yang tahu pasti mana yang akan terjadi. Sekali lagi yang penting adalah money management. Dan kalau kita lihat sejarahnya  pada Januari itu memang banyak merahnya, dan mulai bullish bulan Februari dan April,” ucap Bobby memberikan analisis mengenai Bitcoin.

  1. Lakukan Analisis Fundamental

Kata Bobby lagi, crypto dulu dan sekarang berbeda. Sekarang banyak crypto yang kita bisa melihat dan analisis fundamentalnya. Contohnya crypto yang memiliki proyek game, metaverse dan lainnya.

“Biasanya proyek-proyek ini mencari funding lewat crypto sebab jika IPO ribet, jadi kita sebagai investor seperti beli saham perusahaan startup tapi memang jauh lebih high risk. Jadi sekali lagi kita harus benar-benar tahu risiko dunia crypto, dan crypto apa yang kita beli sebelum kita berinvestasi di crypto tersebut,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dewi Andriani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper