Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Grab Resmi Akuisisi Supermarket Malaysia Jaya Grocer

CEO Grab Anthony Tan mengungkapkan pihaknya resmi mengakusisi Supermarket terkemuka di Malaysia, Jaya Grocer.
Group CEO and Co-founder Grab Anthony Tan dalam acara Peluncuran Perubahan Merek dan Logo Grab di Singapura, Kamis (28/1/2016)./Bisnis-Fauzul Muna
Group CEO and Co-founder Grab Anthony Tan dalam acara Peluncuran Perubahan Merek dan Logo Grab di Singapura, Kamis (28/1/2016)./Bisnis-Fauzul Muna

Bisnis.com, JAKARTA - Grab mengumumkan telah menyelesaikan akuisisi saham mayoritas di jaringan supermarket terkemuka di Malaysia, Jaya Grocer (Trendcell Sdn. Bhd.).

Pengumuman tersebut disampaikan oleh CEO Group dan Co-founder Grab Anthony Tan melalui akun Linkedin miliknya pada Selasa (1/2/2022).

"Selamat datang di keluarga Grab! Setelah menghabiskan banyak waktu dengan pemilik, keluarga Teng, dan tim mereka selama beberapa bulan terakhir. Jelas bahwa mereka tidak hanya veteran dalam menjalankan bisnis supermarket yang kompleks, mereka juga berbagi nilai dan dedikasi untuk melayani pelanggan," kata Anthony Tan seperti dikutip dari Antara, Selasa (1/2/2022).

Anthony mengatakan salah satunya dapat diketahui dari upaya yang mereka lakukan untuk "mengasapi salmon mereka sendiri dan membuat makanan panggang sendiri" demi memastikan pelanggan mereka mendapatkan produk terbaik.

Menurutnya, akusisi Jaya Grocer hanyalah salah satu dari banyak hal yang membuka mata saya dan Alex Hungate (COO Grab), khususnya ketika mereka mengunjungi pusat distribusi dan toko dalam beberapa minggu terakhir.

Dengan akuisisi tersebut, Anthony yakin bahwa kemitraan ini akan membuka jalan untuk membuat bahan makanan sesuai permintaan lebih mudah diakses oleh semua orang.

"Saya berharap [akuisisi ini] memungkinkan keduanya untuk berkembang lebih cepat dan lebih baik," ucapnya.

Grab dan Jaya Grocer juga mengumumkan peluncuran GrabPay dan GrabRewards di semua toko ritel fisik Jaya Grocer dan memperluas penggunaan dompet "cashless" populer Grab.

Anthony mengatakan akuisisi ini dilakukan pada saat percepatan pertumbuhan dalam layanan pengiriman bahan makanan sesuai permintaan.

"Pembatasan pergerakan yang berkepanjangan dan kekhawatiran konsumen tentang keamanan dan kebersihan telah menyebabkan ledakan belanja bahan makanan online," imbuhnya.

Berdasarkan data 64 persen pengguna internet Asia Tenggara membeli bahan makanan secara online setidaknya sekali selama pandemi, namun transaksi bahan makanan online hanya menyumbang sekitar dua persen dari total pengeluaran bahan makanan.

Diperkirakan bahwa grosir online di Asia Tenggara dapat tumbuh hingga US$50 miliar dalam nilai barang dagangan, ukuran keseluruhan pasar e-commerce saat ini, dengan tingkat penetrasi 10 persen serupa dengan pasar modern atau advanced markets.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper