Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor Kembali Waswas Kenaikan Suku Bunga The Fed, Harga Minyak Tergelincir

Minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergelincir US$1,62 atau 1,8 persen ke level US$86,27 per barel.
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg
Ilustrasi. Tanki penimbunan minyak./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah melemah pada akhir perdagangan Senin (24/1/2022) di tengah kekhawatiran investor atas kemungkinan kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan oleh Federal Reserve AS.

Dilansir Antara, minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Maret tergelincir US$1,62 atau 1,8 persen ke level US$86,27 per barel. Minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret jatuh US$1,83 atau 2,2 persen ke US$83,31 per barel.

Kedua harga acuan minyak telah naik untuk minggu kelima berturut-turut minggu lalu, melonjak sekitar 2,0 persen untuk mencapai level tertinggi sejak Oktober 2014.

Harga minyak naik lebih dari 10 persen sepanjang tahun ini di tengah kekhawatiran atas pengetatan pasokan dan OPEC+ sekarang berjuang untuk mencapai target kenaikan produksi bulanan 400.000 barel per hari.

"Semuanya dibawa ke gudang kayu (wood shed) dan gudang kayu adalah tempat yang cukup ramai," kata mitra Again Capital Management John Kilduff, dilansir Antara, Senin (25/1/2022).

Relative Strength Index, ukuran sentimen pasar jangka pendek, hingga Senin (24/1/2022) diperdagangkan pada level yang dianggap sebagai indikasi koreksi jangka pendek dalam minyak.

"Gambaran besar, kami percaya minyak akan naik lebih tinggi dalam jangka panjang, tetapi dalam jangka pendek kami telah overbought dan dijejali risiko geopolitik," kata Flynn.

Harga terpengaruh ketegangan antara Rusia dan AS atas Ukraina dan kemungkinan sikap yang lebih hawkish dari The Fed minggu ini.

Ketegangan di Ukraina telah meningkat selama berbulan-bulan setelah Rusia mengumpulkan pasukan di dekat perbatasannya, memicu kekhawatiran gangguan pasokan di Eropa Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper