Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foxconn Cs Bangun Industri EV Rp114 Triliun di Indonesia, Indika (INDY) dan IBC Terlibat

Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) menandatangani komitmen mengembangkan ekosistem kendaraan listrik senilai Rp114 triliun.
Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk menandatangani komitmen kerja sama untuk membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia dengan nilai total investasi mencapai US$8 miliar (setara Rp114 triliun). / Indika Energy
Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk menandatangani komitmen kerja sama untuk membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia dengan nilai total investasi mencapai US$8 miliar (setara Rp114 triliun). / Indika Energy

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana produsen iPhone, Foxconn berinvestasi industri kendaraan listrik kian benderang. Pada Jumat (21/1/2022), Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk. (INDY) menandatangani komitmen kerja sama dengan nilai total investasi US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun.

Melalui nota kesepahaman tersebut, Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika akan menjajaki kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) yang komprehensif di Indonesia, mulai dari pembuatan baterai listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai), hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).

Lingkup kerja sama juga mencakup pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.

Perkiraan nilai total investasi dalam proyek-proyek tersebut oleh seluruh mitra usaha diperkirakan akan mencapai US$8 miliar atau sekitar Rp114 triliun. Keseluruhan proyek diperkirakan akan menghasilkan kapitalisasi pasar dengan nilai total lebih dari US$100 miliar di Indonesia pada tahun 2030.

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengatakan penandatanganan MoU tersebut merupakan kelanjutan dari pertemuan di Taiwan pada bulan Oktober 2021. Kala itu, Foxconn dan Gogoro berminat untuk mengembangkan industri baterai dan kendaraan listrik di Indonesia.

"Hari ini kita memasuki era baru. Pemerintah Indonesia secara sungguh-sungguh akan mengawal rencana investasi ini, dengan mitra BUMN maupun pengusaha nasional di Indonesia. Di bawah pemerintahan Presiden Joko Widodo periode kedua, Indonesia sangat fokus mendorong investasi berkelanjutan terutama mengedepankan green energy dan green industry," ucap Bahlil, dikutip dari Antara.

Bahlil mengatakan pihaknya akan mengawal komitmen investasi tersebut, termasuk memastikan kelancaran realisasi investasi perusahaan asal Taiwan itu.

"Pemerintah Indonesia, akan menangani seluruh perizinan, atau urusan-urusan dalam negeri, termasuk insentif investasi akan menjadi tanggung jawab kami. Foxconn dan Gogoro hanya perlu membawa teknologi, modal dan sebagian pasarnya. Saya yakinkan hari ini, investasi ini dapat tereksekusi untuk kemajuan dan kebangkitan kita bersama," ujar Bahlil.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan kolaborasi investasi ini akan mendukung komitmen pemerintah Indonesia pada Glasgow Climate Pact, yang ditandatangani pada 26th UN Climate Change Conference of the Parties (COP26) tahun lalu.

Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi karbon di tahun 2060 dan meninggalkan penggunaan batu bara sebagai sumber energi di tahun 2040. Tak luput, Erick pun memuji skema investasi dalam bentuk Build-Operate-Localize (BOL).

"Skema ini tidak hanya membawa investasi dan multiplier effects kepada UMKM dan perusahaan lokal, namun juga akan meningkatkan kemampuan tenaga kerja Indonesia dengan adanya riset dan pengembangan (R&D) serta transfer pengetahuan dan teknologi kendaraan listrik," kata Erick.

Sementara itu, Chairman Foxconn Liu Young-Way mengapresiasi komitmen Indonesia terhadap masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan. Baginya, tidak ada waktu yang lebih tepat bagi Foxconn untuk memulai berinvestasi di Indonesia.

"Dengan menandatangani MoU ini, kami ingin berkontribusi terhadap visi Indonesia dalam mengembangkan ekosistem energi baru untuk EV lokal mereka dan pasar energi terkait. Kami berharap dapat berbagi platform terbuka untuk kendaraan listrik (atau dikenal sebagai platform MIH) dan model bisnis BOL kami dengan perusahaan lokal Indonesia," kata Liu.

Ia pun berharap dengan berbagi teknologi dan pengalaman, pihaknya dapat membantu menciptakan lebih banyak peluang bagi perusahaan lokal di pasar energi dan EV baru.

Lebih lanjut, MoU itu juga menunjukkan komitmen Gogoro terhadap inisiatif transportasi berkelanjutan dan dukungan bagi pengembangan ekosistem transportasi terbuka di Indonesia melalui kemitraan dengan beberapa perusahaan Indonesia dan perusahaan global.

Nota kesepahaman ini melengkapi proyek percontohan roda dua Gogoro dengan Electrum, sebuah perusahaan patungan dengan Gojek di Jakarta, yang telah diluncurkan pada Desember 2021.

Wakil Direktur Utama dan CEO Grup Indika Energy Azis Armand yang ikut menandatangani MoU ini menyatakan Indika Energy sebagai pihak swasta siap mendukung pengembangan industri kendaraan listrik nasional.

“Kolaborasi ini selaras dengan upaya Indika Energy dalam melakukan diversifikasi bisnis termasuk dalam industri kendaraan dan baterai listrik. Kolaborasi ini sangat menjanjikan karena mengkombinasikan pengalaman dan keahlian kami di bidang energi dengan IBC yang fokus dalam pengembangan baterai, juga Foxconn dan Gogoro sebagai perusahaan global yang telah mengembangkan kendaraan listrik roda empat dan dua dengan didukung platform digital dan berbasis teknologi battery swap,” tutur Azis.

Langkah Indika Energy untuk memasuki ekosistem motor listrik merupakan upaya diversifikasi bisnis yang akan membantu pencapaian target perusahaan untuk meningkatkan porsi pendapatan dari sektor non batubara sebesar 50 persen pada tahun 2025.

”Pada April 2021 lalu, Indika Energy telah mendirikan PT Electra Mobilitas Indonesia (EMI) yang bertujuan untuk mengakselerasi pasar motor listrik dan ekosistemnya sehingga dapat menjadi salah satu merek utama di industri kendaraan listrik nasional," imbuhnya.

Hal ini juga merupakan kontribusi INDY terhadap penurunan kadar emisi nasional. INDY juga berupaya menjadi perusahaan dengan net-zero emissions di tahun 2050.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper