Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Meredup, Dolar AS Terbang Jelang Pertemuan The Fed

Perhatian investor global tetap tertuju pada pertemuan The Fed pada 25-26 Januari setelah pejabat mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 untuk mengendalikan inflasi.
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg
Emas batangan 24 karat ukuran 1oz atau 1 ons, setara 28,34 gram. Harga emas mengalami pergerakan ekstrim pada pekan ini yang mana sempat turun ke level US$1.800 per ons beberapa hari setelah memecahkan rekor harga tertinggi./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas berjangka pada perdagangan Selasa (18/1/2022) waktu Amerika Serikat mengalami penurunan, dipicu kenaikan nilai tukar dolar AS terhadap mata utang utama setelah perhatian investor beralih ke rencana pertemuan Bank Sentral AS pekan depan yang memberikan sinyal akan ada kebijakan kenaikan suku bunga.

Mengutip Antara, Rabu (19/1/2022), harga emas di pasar spot untuk pengiriman Februari tercatat turun US$4,1, atau 0,23 persen, menjadi US$1.812,4 per ounce.

"Jika Fed menaikkan suku bunga pekan depan, harga emas bisa mengalami aksi jual di bawah US$1.800 per ounce. Ini akan menjadi level terendah, sementara sentimen pasar akan memburuk jika kenaikan suku bunga dilakukan sebelum Maret,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Ia pun memperkirakan, setelah kenaikan suku bunga pertama direalisasikan maka harga emas akan berada di kisaran US$1.780-US$1.830 per ounce.

Sementara emas dianggap sebagai lindung nilai inflasi, sangat sensitif terhadap kenaikan suku bunga AS, yang meningkatkan biaya peluang mengkoleksi emas batangan yang tidak menghasilkan.

"Kita berada di jalur untuk hasil yang lebih tinggi sepanjang tahun yang akan membatasi kenaikan emas, tetapi kisah inflasi membuat emas terus berlanjut di sini," kata Haberkorn.

Perhatian investor global tetap tertuju pada pertemuan The Fed pada 25-26 Januari setelah pejabat mengisyaratkan mereka akan mulai menaikkan suku bunga pada Maret 2022 untuk mengendalikan inflasi.

"Emas dalam periode berombak, tetapi prospek jangka menengah masih tetap bullish jika harga dapat melayang di sekitar level US$1.800 per ounce. Emas akan tetap menjadi instrumen lindung nilai inflasi untuk sebagian besar pasar Amerika Latin dan negara berkembang," kata Ed Moya, analis senior di broker OANDA.

Sementara harga perak di pasar spot tercatat 1,8 persen pada US$23,42 per ounce, platinum naik 1 persen menjadi US$981,50 per ounce dan paladium naik 1,5 persen persen menjadi US$1,903,17 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper