Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Pantau Tax Amnesty Jilid II, Rupiah Bergerak Menguat

Rupiah menguat 12,5 poin atau 0,09 persen ke Rp14.311 per dolar AS.
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P
Karyawati salah satu bank memperlihatkan uang rupiah dan dolar di Jakarta, Kamis (29/4/2021). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka menguat pada perdagangan Selasa (18/1/2022).

Mengutip data Bloomberg, mata uang garuda menguat 12,5 poin atau 0,09 persen ke Rp14.311 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS melemah 0,12 persen ke 95,14.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini mata uang rupiah kemungkinan berfluktuatif namun akan ditutup melemah di rentang Rp14.300 sampai Rp14.370.

Menurutnya dari sisi eksternal, sebelumnya dolar AS bertahan pada Senin karena investor bersiap untuk pertemuan Federal Reserve AS Januari. Hal itu meningkatkan taruhan pemetaan setahun ke depan terkait beberapa kenaikan suku bunga.

Dalam sidang Komite Perbankan Senat AS yang berlangsung selama minggu sebelumnya, Pimpinan The Fed Jerome Powell mengatakan bahwa ekonomi AS siap untuk memulai kebijakan moneter yang lebih ketat. Pejabat Fed lainnya juga telah mengindikasikan bahwa bank sentral kemungkinan akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022.

"The Fed akan bertemu untuk menjatuhkan keputusan kebijakan berikutnya pada 25-26 Januari, sementara Bank of England akan menjatuhkan keputusannya pada 3 Februari,” tulisnya dalam riset harian Senin (17/1/2022).

Sementara dari sisi internal, pasar terus memantau perkembangan Program Pengungkapan sukarela (PPS) atau Tax Amnesty Jilid II yang sedang berlangsung mulai 1 Januari 2022 sampai 30 Juni 2022 mendatang.

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan (Kemenkeu) mencatat harta bersih yang dilaporkan dalam Program Pengungkapan Sukarela (PPS) mencapai Rp2,33 triliun sampai 13 Januari 2022 atau hampir 2 minggu sejak program ini dijalankan.

Nilai tersebut terdiri dari laporan harta bersih dalam negeri dan repatriasi sebesar Rp1,76 triliun, harta yang diinvestasikan dalam Surat Berharga Negara sebesar Rp141 miliar, dan harta di luar negeri sebesar Rp431,82 miliar.

Pelapor tercatat telah mencapai 3.747 Wajib Pajak dengan nilai Pajak Penghasilan (PPh Final) yang terkumpul sebesar Rp272,14 miliar. Harta yang dilaporkan sukarela naik Rp350 miliar sehari

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper