Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Cenderung Sideways, Minggu Depan Cuan dari Saham yang Mana?

Perlu ada sentimen yang kuat dari dalam negeri untuk mendorong laju IHSG.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami sideways selama pekan kedua Januari. Meski begitu masih ada peluang meraup cuan dari pekan ketiga.

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana mengatakan sejauh ini belum ada katalis positif untuk mendorong IHSG baik dari dalam negeri maupun luar. Hal itu juga yang membuat IHSG cenderung sideways pada pekan kedua minggu ini.

“Minggu ini sideways karena investor asing agresif membeli meskipun beberapa saham mengalami tekanan. Mayoritas dari investor asing pun lebih banyak mengincar saham-saham perbankan seperti BBCA,” katanya kepada Bisnis pada Jumat (14/1/2022).

Menurutnya investor asing agresif melakukan pembelian hingga Rp4,75 triliun selama 2022 karena tiga faktor utama. Pertama, karena Indonesia bisa menangani pandemi dengan baik sekalipun ada varian baru Omicron.

Kedua, karena kondisi keuangan di Amerika Serikat tidak telalu baik dengan inflasi sebesar 7 persen sehingga pasar disana mengalami tekanan. Ketiga dari sisi real yield, Indonesia masih lebih baik karena lebih tinggi dibandingkan dengan inflasi. Oleh sebab itu dia optimistis dana asing masih akan terus bergerak masuk.

Begitu pun dengan sentiment taper tantrum yang mulai terasa. Menurutnya hal tersebut tidak akan berdampak terlalu negatif terhadap IHSG. Adapun terkait kenaikan suku bunga, lanjutnya, Bank Indonesia berkemungkinan menaikkan hingga batas maksimal 4 persen pada tahun ini.

“Maka itu pekan depan support terkuat untuk IHSG adalah 6.600 tetapi sinyal kuat juga ditunjukkan pada level resitance 6.700. Namun karena masih dalam fase akumulasi jadi selalu saja ada profit taking,” imbuhnya.

Menurutnya perlu ada sentimen yang kuat dari dalam negeri untuk mendorong indeks komposit. Wawan mengatakan minggu depan, kecil kemungkinan IHSG menembus all time high 6.750.

Dia merekomendasikan investor untuk mencermati saham-saham big caps dari sektor keuangan selama sideways. Misalnhya BBCA dan bank-bank himbara. Lalu sektor telekomunikasi seperti TOWR, TBIG dan TLKM.

Adapun saham yang menarik dari sektor consumer adalah ICBP. Sementara dari sektor batu bara, ADRO, ITMG dan HRUM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper