Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Menguat Ke Rp14.314, Hati-Hati Dolar AS Rebound

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 14.314, naik 9,5 poin atau 0,07 persen.
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam
Karyawan menghitung mata uang rupiah di salah satu cabang MNC Bank, Jakarta. Bisnis/Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA - Nilai tukar rupiah menguat secara berturut-turut di hari keempat. Meski demikian, setiap penutupan, rupiah rawan terkoreksi.

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka menguat pada pembukaan perdagangan hari ini, Kamis (13/1/2022). Rupiah menguat 0,07 persen terhadap dolar AS.

Berdasarkan data Bloomberg di pasar spot, per pukul 09.05 WIB, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS berada di level 14.314, naik 9,5 poin atau 0,07 persen dari level penutupan sebelumnya yakni 14.324.

Di sisi lain, indeks spot dolar AS terpantau menguat ke level 95,01. Pada awal perdagangan indeks tersebut turun 0,09 poin atau 0,10 persen.

Direktur MMC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan rupiah hari ini akan bergerak pada rentang Rp14.250 sampai dengan Rp14.380.

Sebelumnya, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.300 - Rp14.350 per dolar AS.

Menurutnya saat ini investor mengalihkan fokus mereka ke data inflasi AS untuk petunjuk kenaikan suku bunga AS setelah Ketua Federal Reserve AS Jerome Powell menetapkan nada yang kurang hawkish dan menegaskan bahwa bank sentral akan mengatasi inflasi.

“Pada sidang Komite Perbankan Senat untuk masa jabatan kedua sebagai ketua Fed, Powell mengatakan The Fed membutuhkan waktu beberapa bulan untuk memutuskan penurunan neraca US$9 triliun, selain itu, juga akan memastikan bahwa inflasi yang tinggi tidak terlalu kuat,” tulisnya dalam riset harian.

Sidang Komite Perbankan Senat untuk calon wakil ketua Fed Lael Brainard akan berlangsung pada hari Kamis. Pejabat The Fed termasuk Presiden Fed Richmond Thomas Barkin, Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, dan Presiden Fed Chicago Charles Evans juga akan berbicara pada hari yang sama.

Benchmark 10-tahun hasil Treasury AS turun karena investor telah melihat kenaikan suku bunga sebagai dampak negatif terhadap pertumbuhan ekonomi. Imbal hasil mencapai 1,808 persen pada Senin 10 Januaro 2022, tertinggi sejak 21 Januari 2020.

Di Asia Pasifik, data China yang dirilis pada hari sebelumnya menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (CPI) berkontraksi 0,3 persen month to month (mtm), namun tumbuh 1,5 persen year on year (yoy). Sedangkan indeks harga produsen (PPI) tumbuh 10,3 persen yoy pada Desember.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper