Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IDX BUMN 20 Tertekan di Awal Tahun, Saham Pertambangan dan Konstruksi Jadi Biang Kerok

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX BUMN 20 terpantau turun 0,53 persen pada level 362,42 pada perdagangan Rabu (13/1/2022) kemarin. Secara year to date (ytd), IDX BUMN 20 terkoreksi sebesar 0,67 persen.
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan berada di dekat layar pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (11/1/2022). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Kelanjutan pemulihan ekonomi dan tren positif harga komoditas akan menjadi katalis positif yang menopang pergerakan indeks IDX BUMN20 pada tahun 2022.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IDX BUMN20 terpantau turun 0,53 persen pada level 362,42 pada perdagangan Rabu (13/1/2022) kemarin. Secara year to date (ytd), IDX BUMN20 terkoreksi sebesar 0,67 persen.

Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan kinerja sektor pertambangan, khususnya ANTM dan TINS, yang masih tertekan menjadi salah satu penyebab kinerja indeks IDX BUMN20 cenderung negatif di awal tahun.

Janson menjelaskan, tertekannya sektor pertambangan berkaitan dengan koreksi yang terjadi pada bidang teknologi. Potensi kenaikan fed fund rate akan selalu menjadi sentimen negatif untuk sektor teknologi.

“Hal ini membuat sektor pertambangan turun, khususnya nikel dan timah yang masing-masing dipakai untuk kendaraan listrik dan semikonduktor,” jelasnya saat dihubungi, Kamis (13/1/2022).

Sektor lain yang menekan kinerja IDX BUMN20 adalah konstruksi. Janson mengatakan, masalah neraca keuangan masih menjadi masalah utama penghambat pemulihan kinerja sektor ini dan dapat diatasi dengan aksi divestasi aset.

Meski demikian, ia mengatakan prospek pergerakan indeks ini masih cenderung positif dalam jangka panjang. Tekanan pada sektor pertambangan logam diyakini akan menurun seiring dengan meredanya sentimen kenaikan fed fund rate.

“Setelah sentimen Fed Fund Rate mulai hilang, maka sektor teknologi diyakini akan pulih lagi. Pemulihan ini juga akan ikut mengangkat ANTM dan TINS,” lanjutnya.

Ia menuturkan, sektor perbankan dan batu bara akan menjadi penopang utama pergerakan indeks IDX BUMN 20. Hal tersebut seiring dengan tren positif harga komoditas serta prospek pemulihan ekonomi yang terus berjalan.

Seiring dengan hal tersebut, Janson mengatakan sejumlah saham pada indeks ini masih cukup layak dikoleksi. Ia merekomendasikan saham perbankan, yakni BBRI pada target harga Rp4.900, BBNI (Rp7.700), dan BMRI (Rp8.000).

Selain itu, Janson juga merekomendasikan investor untuk mencermati saham ANTM pada target harga Rp3.000 dan TINS di level Rp1.700.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper