Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Meningkat, Terdongkrak Rekor Data Inflasi AS

Harga emas meningkat kembali setelah data inflasi AS yang melonjak ke level tertinggi 40 tahun mendorong investor beralih ke aset safe haven.
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan menunjukan replika emas logam mulia di Butik Antam, Jakarta, Selasa (8/9/2020). Harga emas PT Aneka Tambang Tbk. pada hari perdagangan Selasa (8/9/2020) menurun dibandingkan dengan perdagangan hari sebelumnya. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), setelah data menunjukkan inflasi AS berada dalam ekspektasi.

Mengutip Antara, data inflasi AS melemahkan dolar dan mendorong pembelian emas dari investor yang tampaknya telah memperkirakan kemungkinan lintasan kenaikan suku bunga Federal Reserve.

Harga emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, naik US$8,8 atau 0,48 persen menjadi ditutup pada US$1.827,30 per ounce, memperpanjang kenaikan untuk hari ketiga berturut-turut.

Dolar jatuh ke level terendah dua bulan setelah data menunjukkan inflasi AS mencatat kenaikan tahunan terbesar dalam hampir empat dekade, membuat emas lebih menarik bagi investor luar negeri. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun AS juga tergelincir.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pada Rabu (12/1/2022) bahwa indeks harga konsumen (IHK) AS pada Desember naik 0,5 persen bulan ke bulan dan naik 7,0 persen tahun ke tahun. Pertumbuhan 7,0 persen mewakili level tertinggi dalam hampir 40 tahun.

Data menunjukkan bahwa inflasi AS yang tinggi kemungkinan akan bertahan hingga 2022, dan tinggi di atas target tahunan Federal Reserve sebesar 2,0 persen, menurut analis pasar kemungkinan mendorong percepatan dalam pengurangan pembelian aset dan pengetatan kuantitatif oleh Federal Reserve.

Analis Standard Chartered, Suki Cooper mengatakan harga emas telah bertahan "sangat baik" bahkan ketika pasar terus mencari kenaikan suku bunga Fed pertama pada Maret.

"Secara historis, emas cenderung memperkirakan kenaikan suku bunga lebih awal. Aksi harga menunjukkan bahwa pasar telah memperhitungkan hambatan kenaikan suku bunga dan ruang lingkup untuk penguatan dolar jangka pendek."

Sementara, emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi yang melonjak, kenaikan suku bunga yang dihasilkan diterjemahkan ke dalam meningkatnya peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Namun, peningkatan tekanan inflasi kemungkinan akan membuat emas tetap didukung dalam beberapa minggu mendatang, mendorongnya di atas resistensi teknis di sekitar US$1.830, kata David Meger, direktur perdagangan logam di High Ridge Futures.

Pembatas kenaikan emas adalah keuntungan di Wall Street karena angka inflasi meredakan beberapa kekhawatiran tentang kenaikan suku bunga yang lebih cepat dari perkiraan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Hafiyyan
Sumber : antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper