Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kompak Rebound, Investor Cermati Pernyataan Powell

Indeks utama Wall Street ditutup hijau pada hari Selasa karena investor mempertimbangkan pernyataan Ketua Federal Reserve Jerome Powell.
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle
Pekerja berada di lantai Bursa Efek New York (NYSE) di New York, AS, Senin (3/1/2021). Bloomberg/Michael Nagle

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa saham Amerika Serikat kompak ditutup menguat pada perdagangan Selasa (11/1/2022) karena investor mengkaji ulang pernyataan Federal Reserve.

S&P 500 naik 0,92 persen menjadi 4.713,10, Dow Jones naik 0,51 persen menjadi 36.251,76, dan Nasdaq naik 1,41 persen menjadi 15.153,45

Indeks utama Wall Street ditutup hijau pada hari Selasa setelah bangkit dari kerugian sebelumnya karena investor mempertimbangkan kesaksian dari Ketua Federal Reserve Jerome Powell.

Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengatakan kepada Kongres dalam kesaksian konfirmasinya pada hari Selasa bahwa jika laju kenaikan harga gagal melambat, bank sentral akan menjadi lebih agresif dengan menaikkan biaya pinjaman jangka pendek.

"Jika kita melihat inflasi bertahan pada tingkat tinggi, lebih lama dari yang diharapkan, jika kita harus menaikkan suku bunga lebih dari waktu ke waktu, maka kita akan melakukannya," kata Powell pada sidang di hadapan Komite Perbankan Senat.

"Investor di pasar ekuitas berasumsi bahwa inflasi turun setidaknya ke tingkat yang cukup rendah untuk tidak terlalu mengganggu saham," kata ahli strategi investasi global ProShares Simeon Hyman kepada Yahoo Finance Live. "Tetapi aktivitas The Fed perlu Anda pecah menjadi dua bagian."

"Sebelum Anda sampai pada kenaikan suku bunga, Anda harus berbicara tentang tapering," ujarnya. Hal ini menunjukkan dapat menentukan suku bunga jangka panjang untuk naik terlepas dari apakah inflasi turun dan terlepas dari kecepatan Fed menaikkan suku bunga.

"Pada akhirnya, tindakan itu mungkin berarti tidak harus ada terlalu banyak kenaikan suku bunga," kata Hyman.

Kebijakan moneter bank sentral akan tetap menjadi fokus minggu ini, dengan Indeks Harga Konsumen (CPI) terbaru dari Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) menjadi sorotan karena investor terus mengukur tekanan inflasi dan potensi respons The Fed.

Pembacaan panas lainnya pada angka terbaru diharapkan, dengan para ekonom memperkirakan angka 7,1 persen pada bulan Desember berdasarkan data konsensus Bloomberg, naik bahkan lebih dari realisasi 6,8 persen yoy pada November 2021.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Sumber : Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper