Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Timah (TINS) Jelaskan Dampak Insiden Kebakaran

Kebakaran gedung olahraga terjadi di dekat wilayah operasional Timah sehingga perseroan ikut membantu memadamkan.
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian
Suasana fasilitas pengolahan timah milik PT Timah Tbk. (TINS) di Mentok, Bangka, Indonesia, Selasa (19/11/2013)./Bloomberg-Dimas Ardian

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan logam PT Timah Tbk. (TINS) memberikan penjelasan mengenai insiden kebakaran di Bangka Barat.

Sekretaris Perusahaan Timah Abdullah Umar menyampaikan satuan pemadam kebakaran Timah di wilayah operasional Bangka Barat membantu mengatasi kebakaran di satu gedung olahraga.

"Gedung olahraga tersebut bukan merupakan aset Timah sehingga perseroan hanya membantu menangani sebagai tanggung jawab sosial di sekitar wilayah operasional," paparnya dalam penjelasan tertulis ke Bursa Efek Indonesia, Rabu (12/1/2022).

Kebakaran tidak berdampak apapun terhadap operasional Timah. Kehadiran Timah justru membantu agar kebakaran mereda dan tidak meluas.

Sebelumnya, Timah menyampaikan fokus pada pengembangan smelter Ausmelt Furnace yang diperkirakan bisa mulai beroperasi pada kuartal II/2022. Sebelumnya smelter tersebut ditargetkan beroperasi akhir tahun 2021.

Abdullah Umar mengatakan proyek tersebut menjadi salah satu proyek strategis yang akan diselesaikan pada 2022.

“Kita masih fokus penyelesaian Ausmelt yang akan selesai kuartal II/2022. Ini jadi proyek strategis yang akan lebih mengefisiensikan terkait dengan proses pembangunan,” ujarnya usai RUPSLB di Jakarta, Kamis (23/12/2021).

Direktur Operasi TINS Alwin Albar menambahkan kemunduran waktu operasi smelter tersebut karena adanya PPKM pada Juli 2021.

“Jadi dia mundurnya 100 hari. Harapannya April 2022 mulai commissioning, kuartal kedua lah mulai jalan,” ujarnya.

Dia menerangkan, smelter Ausmelt merupakan pengganti teknologi yang lama.

“Seperti mobil harus overhaul, ketika sudah waktunya ini kita nggak overhaul, dan diganti sama ini [Ausmelt]. Kapasitas yang selama ini 30.000-35.000, sekarang bisa jadi 40.000 dan lainnya bisa lebih efisien, kemampuan kadar kualitas lebih tinggi,” ungkapnya.

Jika sudah beroperasi komersial, smelter Ausmelt Furnace diperkirakan mampu menghasilkan EBITDA sekitar US$126,31 juta per tahunnya. Pembangunan smelter ini menelan sebagian dari anggaran belanja belanja modal atau capital expenditure (capex) TINS tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper