Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vaksin Booster Mulai 12 Januari, Simak Rekomendasi Saham Emiten Farmasi

Program vaksin booster dan menyebarnya varian Omicron dapat menjadi sentimen yang mendorong sejumlah saham farmasi.
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra
Salah seorang warga bersiap hendak melakukan tes rapid antigen di Klinik Kimia Farma di Bandara Internasional Minangkabau./Bisnis-Noli Hendra

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten terkait vaksin booster dinilai bakal mendapatkan berkah dari rencana vaksinasi booster yang dimulai 12 Januari 2022.

Pemerintah telah menyiapkan vaksinasi dosis ketiga atau booster untuk dilaksanakan pada awal 2022 ini. Pemerintah terdapat lima merek vaksin Covid-19 yang nantinya sudah bisa digunakan.

Lima merek vaksin Covid-19 tersebut adalah CoronaVac, Pfizer, AstraZeneca, Moderna, dan Zifivax. Kelima merek vaksin tersebut sudah mendapatkan izin pengunaan darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Pemerintah berencana untuk memulai program vaksinasi booster pada 12 Januari 2022 mendatang. Target penerima vaksin booster pada tahap tersebut adalah sebanyak 21 juta orang.

Adapun, program vaksinasi dosis tambahan ini akan dilaksanakan dengan dua cara, yaitu program pemerintah atau gratis, dan non-program pemerintah atau berbayar secara mandiri.

Hanya vaksinasi booster bagi lansia dan penerima bantuan iuran (PBI) non-lansia yang akan ditanggung biayanya oleh APBN.

Di dalam negeri, pemerintah juga tengah mengembangkan vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara. Terkait dengan program Vaksin Merah Putih, Airlangga menyampaikan bahwa beberapa di antaranya sudah masuk ke tahap uji coba.

Pengamat Modal dari Asosiasi Analis Efek Indonesia Reza Priyambada menjelaskan terkait dengan booster vaksin, tentunya harus dilihat seberapa besar minat dari masyarakat mengingat booster ini berbayar.

"Beda halnya dengan vaksin biasanya yang diberikan dari pemerintah," jelasnya kepada Bisnis, Selasa (11/1/2022).

Kalau diasumsikan bahwa minat masyarakat tinggi, nantinya harus dipastikan harga penjualan dapat dengan mekanisme pasar bebas atau sudah dipatok pemerintah untuk batas atas dan batas bawah.

Harga penjualan ini nantinya akan berpengaruh ke pendapatan produsen vaksin tersebut. Kalau melihat dari sentimennya maka rekomendasi beli untuk sejumlah emiten terkait, seperti IRRA dengan target price (TP) Rp2.360, KLBF TP Rp1.850, dan KAEF TP Rp2.950.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper