Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lunasi Obligasi Rp5,51 triliun, Begini Rencana Emiten Menara Saratoga TBIG

TBIG akan tetap menerbitkan obligasi berdenominasi rupiah pada tahun ini tetapi waktu pelaksanaannya bakal disesuaikan dengan kebutuhan perseroan.
Penandatanganan kerja sama penyediaan, pengembangan, dan penyelenggaraan infrastruktur TIK antara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dengan PT PT ITDC Nusantara Utilitas (ITDC NU), Kamis (14/10/2021)./Istimewa
Penandatanganan kerja sama penyediaan, pengembangan, dan penyelenggaraan infrastruktur TIK antara PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG) dengan PT PT ITDC Nusantara Utilitas (ITDC NU), Kamis (14/10/2021)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten menara afiliasi Grup Saratoga, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. (TBIG), bakal melunasi seluruh obligasi jatuh tempo berdenominasi rupiah menggunakan kas internal.

Direktur Keuangan Tower Bersama Infrastructure Yusman Santoso menjelaskan perseroan memiliki sejumlah obligasi jatuh tempo pada 2022. Salah satunya, obligasi berkelanjutan IV Tower Bersama Infrastructure tahap III tahun 2021 seri A senilai Rp1,89 triliun.

"Semua bond rupiah akan kami lunasi menggunakan kas internal. Apabila kita ada penerbitan bond rupiah lagi. Penggunaannya adalah untuk refinancing pinjaman US$ kami," urainya kepada Bisnis, Minggu (9/1/2022).

Lebih lanjut, dia memastikan obligasi berdenominasi rupiah tetap bakal diterbitkan pada tahun ini, tetapi waktu pelaksanaannya bakal disesuaikan dengan kebutuhan perseroan.

Pada 2022, perseroan memiliki 4 obligasi jatuh tempo dengan total nilai Rp5,51 triliun. Dengan rincian obligasi jatuh tempo pada kuartal I/2022 sebesar Rp1,89 triliun, pada kuartal II/2022 sebesar Rp970 miliar, pada kuartal IV/2022 sebesar Rp1,2 triliun, dan pada kuartal IV/2022 sebesar Rp1,45 triliun.

Adapun, perseroan saat ini memiliki 3 obligasi berdenominasi dolar AS yang jatuh tempo pada 2025, 2026, dan 2027. Emiten bersandi TBIG ini belum ada rencana mengeluarkan obligasi berdenominasi dollar AS lagi.

Sementara itu, untuk pembayaran global bond tersebut, TBIG memilih bakal melakukan refinancing dengan menerbitkan obligasi baru berdenominasi rupiah. Hal ini guna mengurangi tekanan dari volatilitas nilai tukar rupiah di masa yang akan datang.

Emiten menara itu memiliki 37.983 penyewaan dan 20.049 site pada kuartal III/2021. Site telekomunikasi milik Perseroan terdiri dari 19.938 menara telekomunikasi dan 111 jaringan DAS. Dengan angka total penyewaan pada menara telekomunikasi sebanyak 37.872, maka rasio kolokasi (tenancy ratio) Perseroan menjadi 1,90.

Selain itu, saldo kas perseroan telah mencapai Rp842 miliar, maka total pinjaman bersih  menjadi Rp26,3 triliun dan total pinjaman senior bersih menjadi Rp10,57 triliun.

Adapun rasio pinjaman senior bersih terhadap EBITDA adalah 1,9x dan total pinjaman bersih terhadap EBITDA adalah 4,7 kali.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper