Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Mantul di Akhir Pekan, Lagi-lagi BBCA dan ARTO Diborong Asing

Sebanyak 260 saham hijau, 256 saham merah dan 170 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan
Karyawan melintas di dekat layar penunjuk pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (12/6/2019)./Bisnis-Felix Jody Kinarwan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks harga saham gabungan (IHSG) menguat 0,72 persen atau 47,96 poin ke 6.701,31 pada akhir perdagangan Jumat (7/1/2022).

Sepanjang hari IHSG bergerak dalam kisaran 6.647,71-6.712,14. Sebanyak 260 saham hijau, 256 saham merah dan 170 saham bergerak stagnan pada akhir perdagangan hari ini.

Investor asing membukukan aksi beli bersih Rp918,26 miliar di seluruh pasar. Saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menjadi yang paling banyak diburu asing senilai Rp621,5 miliar. Menyusul saham PT Bank Jago Tbk. (ARTO) yang diborong asing Rp150,4 miliar.

Selanjutnya, saham PT Bukit Asam Tbk. (PTBA) dan saham PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) masing-masing dibeli asing Rp63,8 miliar dan Rp61,6 miliar.

Sebelumnya, analis NH Korindo Sekuritas Dimas Pratama mengatakan, indeks Wall Street berlanjut melemah pada penutupan perdagangan (6/1/2022) waktu setempat, dengan Dow Jones mengalami koreksi terbesar sebesar 0,47 persen.

Meski masih dibayangi akselerasi kenaikan suku bunga, kekhawatiran pelaku pasar terlihat mulai mereda, didukung oleh sektor finansial dan energi. Di sisi lain, survei ekonom memproyeksikan terdapat 400.000 lapangan kerja baru yang tercipta pada Desember lalu.

Sementara dari bursa domestik, menurut Dimas, katalis ekonomi dalam negeri hari ini datang dari Bank Indonesia yang merilis data cadangan devisa Desember 2021.

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa Indonesia tetap tinggi, sebesar US$144,9 miliar pada Desember 2021. Namun, posisi tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan posisi pada akhir November 2021 sebesar US$145,9 miliar. Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono menyampaikan bahwa penurunan posisi cadangan devisa pada Desember 2021 dipengaruhi oleh kebutuhan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper