Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Batu Bara Dilarang, Trans Power Marine (TPMA) Pilih Pindahkan Armada ke Domestik

Setelah adanya larangan sementara ekspor batu bara, permintaan armada muatan domestik kepada Trans Power Marine meningkat.
Kapal tug milik Trans Power Marine tengah menarik tongkang batu bara. /transpowermarine.com
Kapal tug milik Trans Power Marine tengah menarik tongkang batu bara. /transpowermarine.com

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten pengangkutan batu bara, PT Trans Power Marine Tbk. (TPMA) bersiasat menghadapi larangan ekspor batu bara oleh pemerintah sepanjang Januari 2022. Perseroan memilih mengalihkan armada transhipment ke pengangkutan domestik.

Direktur Trans Power Marine Rudy Sutiono menjelaskan strategi yang akan diambil mengantisipasi larangan tersebut yakni mengalihkan armada melayani muatan domestik.

"Larangan ekspor batu bara bersifat sementara dan armada-armada perseroan tidak hanya melayani muatan transhipment tetapi juga melayani muatan domestik," paparnya, Kamis (6/1/2022).

Apabila terjadi pengurangan muatan transhipment, strategi emiten yang sahamnya dipegang oleh Standard Chartered Bank ini memilih mengalihkan armada untuk mengangkut muatan domestik.

Setelah adanya larangan sementara ekspor batu bara ini, permintaan armada muatan domestik kepada Perseroan meningkat. Perseroan berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi permintaan tersebut.

"Oleh karenanya, larangan ini tidak memiliki dampak material terhadap kegiatan operasional, kinerja keuangan, perkara hukum dan kelangsungan usaha perseroan atau Entitas Anak Perseroan," ungkapnya.

Di sisi lain, TPMA juga melakukan diversifikasi muatan dengan baru-baru ini menambah kapasitas angkutan nikel dan batu bara bersama dengan PT Pacific Pelayaran Indonesia (PPI) dan T&J International Holding Limited (TJI) setelah menandatangani Perjanjian Pemegang Saham, melanjutkan Nota Kesepahaman yang telah ditandatangani pada 29 Oktober 2021.

Kerja sama ini diwujudkan melalui PT Trans Logistik Perkasa (TLP) yang direncanakan akan membeli lebih kurang 60 set kapal tunda dan tongkang secara bertahap untuk kebutuhan pengangkutan biji nikel.

Sebagai upaya mendukung kebutuhan batu bara smelter di area Indonesia Bagian Tengah termasuk Sulawesi Tengah dan Indoneisa Bagian Timur termasuk Maluku.

Adapun, Perseroan mengucurkan total investasi US$250 juta untuk membeli 60 set kapal tunda dan tongkang sebagai target investasi akan meningkatkan profitabilitas TPMA di masa yang akan datang.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper