Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Alasan Analis Rekomendasikan Reksa Dana Pasar Uang pada 2022

Selama terjadi pandemi, instrumen reksa dana pasar uang menjadi satu-satunya reksa dana yang tidak pernah merugi. 
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai melintas di dekat layar yang menampilkan logo Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Selasa (4/1/2021). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – Meski banyak penopang pasar investasi pada tahun baru ini, analis mengingatkan masih terdapat beberapa kekhawatiran, sehingga menyarankan investor memilih instrumen reksa dana pasar uang untuk berinvestasi. 

Head of Investment Research Infovesta Utama Wawan Hendrayana menyampaikan demi menghadapi dinamika pasar, ada baiknya investor memiliki 'pelampung' seperti instrumen reksa dana pasar uang

Wawan menjelaskan ketika berbicara mengenai investasi, hal tersebut artinya membahas mengenai ketidakpastian. Meski menurutnya tahun ini pelaku pasar cukup optimistis dengan kondisi yang ada. 

Namun, ungkapnya pelaku pasar harus tetap memahami bahwa perkembangan pasar bisa saja tiba-tiba berubah. Wawan mencontohkan, seperti naiknya level pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) yang diumumkan oleh pemerintah karena kasus harian Covid-19 yang meningkat. 

“Karena ada hal-hal seperti itu, maka lebih baik investor memiliki pelampung. Dalam hal ini ya reksa dana pasar uang,” papar Wawan kepada Bisnis, Selasa (4/1/2022). 

Menurutnya, instrumen reksa dana pasar uang adalah sesuatu yang 'pasti'. Di mana pada saat terjadi pandemi, instrumen tersebut menjadi satu-satunya reksa dana yang tidak pernah merugi. 

Oleh sebab itu, Wawan menyarankan untuk berinvestasi pada instrumen reksa dana pasar uang sebagai bentuk diversifikasi.

“Ya mungkin bukan sebagian besar ke pasar uang tapi reksa dana pasar uang tetap harus dimiliki di saat-saat ketidakpastian seperti ini. Jadi ya sebagai diversifikasi kalau tiba-tiba misalnya saham turun dengan alasan apapun,” papar Wawan. 

Dia menjelaskan bahwa, setelah masa libur Natal dan tahun baru saat ini ada kekhawatiran bahwa terdapat lonjakan kasus Covid-19 apalagi saat ini dipicu oleh varian baru Omicron. 

Jika hal tersebut terjadi ungkapnya, berkaca dari pengalaman tahun lalu, ketika saham turun investor akan melakukan aksi beli. Maka dana yang ada di reksa dana pasar uang saat ini bisa dialihkan untuk hal tersebut. 

Atau jika ada hal lainnya yang kemudian investor memilih mengalihkan dana di pasar uang ke instrumen obligasi. Hal tersebut tergantung pada time frame dan juga profil risiko investor masing-masing. Reksa dana pasar uang jelasnya bisa digunakan untuk hal tersebut yaitu shifting.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper