Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Persediaan AS Berkurang, Harga Minyak Mentah Naik Tipis

Data minyak mentah AS mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona dapat mengurangi permintaan.
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden
Kilang minyak lepas pantai di Skotlandia/Bloomberg-Jason Alden

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah menguat tipis pada akhir perdagangan Rabu (29/12/2021) setelah data pemerintah AS menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah dan bahan bakar turun pekan lalu.

Dilansir Antara, minyak mentah Brent untuk pengiriman Februari terkerek 0,29 poin atau 0,4 persen ke US$79,23 per barel. Sementara itu, harga minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Februari naik 0,58 sen atau 0,8 persen menjadi ditutup di 76,56 dolar AS per barel.

Data minyak mentah AS mengimbangi kekhawatiran bahwa meningkatnya kasus virus corona dapat mengurangi permintaan. Di AS, jumlah rata-rata kasus virus corona yang dikonfirmasi setiap hari mencapai rekor tertinggi 258.312 selama 7 hari terakhir.

Kedua kontrak berjangka minyak sebelumnya diperdagangkan pada level tertinggi dalam sebulan setelah data pemerintah AS menunjukkan persediaan minyak yang lebih rendah.

Persediaan minyak mentah turun 3,6 juta barel dalam pekan lalu menjadi 420 juta barel jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk penurunan 3,1 juta barel.

Stok bensin AS turun 1,5 juta barel selama periode yang sama menjadi 222,66 juta barel jika dibandingkan dengan ekspektasi analis dalam jajak pendapat Reuters untuk kenaikan 0,5 juta barel.

Persediaan sulingan turun 1,7 juta barel menjadi 122,43 juta barel jika dibandingkan ekspektasi untuk kenaikan 0,2 juta barel, data Badan Informasi Energi AS (EIA) menunjukkan.

"Ini menarik di seluruh papan yang mendukung," kata John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Ia melanjutkan, "Kami terus meningkatkan produksi dalam negeri, yang positif."

Harga minyak telah didukung oleh Ekuador, Libya, dan Nigeria yang menyatakan force majeure bulan ini pada sebagian dari produksi minyak mereka karena masalah pemeliharaan dan penutupan ladang minyak.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan bahwa kelompok produsen OPEC+ telah menolak seruan dari Washington untuk meningkatkan produksi karena ingin memberikan pasar dengan panduan yang jelas dan tidak menyimpang dari kebijakan peningkatan produksi secara bertahap.

Investor sedang menunggu pertemuan OPEC+ pada tanggal 4 Januari, ketika aliansi akan memutuskan apakah akan melanjutkan dengan rencana peningkatan produksi 400.000 barel per hari pada Februari.

Pada pertemuan terakhirnya, OPEC+ tetap pada rencananya untuk meningkatkan produksi untuk Januari meskipun varian Omicron menyebar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper