Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Melemah Bersama Mata Uang Asia

Rupiah ditutup turun 0,23 persen atau 32,5 poin menjadi Rp14.229 per dolar AS pada Senin (27/12/2021).
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah melemah bersama mayoritas mata uang Asia lainnya pada hari ini, Senin (27/12/2021) setelah perayaan Natal.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup turun 0,23 persen atau 32,5 poin menjadi Rp14.229 per dolar AS pada Senin (27/12/2021). Namun, sejak awal tahun mata uang Garuda masih naik 1,27 persen.

Pelemahan rupiah terjadi bersamaan dengan pelemahan sejumlah mata uang Asia, seperti yuan China turun 0,08 persen, won Korea Selatan koreksi 0,04 persen, dan baht Thailand turun 0,41 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,06 persen menjadi 96.07.

Sebelumnya, Pusat Riset Ekonomi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan nilai tukar rupiah pada 2022 berada pada level yang relatif stabil yaitu di kisaran Rp14.301-Rp14.625 terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Harapan kami relatif stabil, walaupun tentunya adanya penguatan inflasi di AS. Lalu, kalau misalnya suku bunga the Fed naik, ini yang harus diantisipasi," jelas Peneliti Utama Pusat Riset Ekonomi BRIN Agus Eko Nugroho pada Media Briefing Outlook Perekonomian Indonesia, secara virtual pada Kamis (23/12/2021).

Proyeksi terhadap nilai tukar rupiah oleh BRIN masih berada di kisaran yang ditargetkan oleh otoritas fiskal dan moneter, yaitu pemerintah dan Bank Indonesia (BI).

Dalam APBN 2022, asumsi makro yang ditetapkan salah satunya adalah nilai tukar rupiah sebesar Rp14.350 terhadap dolar AS. Di sisi lain, BI memproyeksikan nilai tukar rupiah berkisar Rp13.833-Rp.14.558 terhadap dolar AS.

Menurut Agus, proyeksi dari BRIN mencerminkan optimisme di tahun depan. BRIN juga memproyeksikan inflasi di tahun depan berkisar pada level 1,69 persen-2,27 persen.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Pandu Gumilar
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper