Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Juara di Asia Pasifik saat Dolar AS Lesu

Rupiah ditutup naik 0,26 persen menjadi Rp14.197 per dolar AS pada Jumat (24/12/2021), tertinggi di Asia.
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan dolar AS di Jakarta, Rabu (3/3/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Rupiah menjadi mata uang yang paling perkasa di kawasan Asia Pasifik pada akhir pekan ini atau sehari sebelum Hari Natal.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup naik 0,26 persen menjadi Rp14.197 per dolar AS pada Jumat (24/12/2021). Namun, sejak awal tahun mata uang Garuda masih turun 1,03 persen.

Kenaikan rupiah terjadi bersamaan dengan apresiasi mata uang yen Jepang yang naik 0,02 persen, yuan China naik 0,01 persen, won Korea Selatan naik 0,12 persen, dan baht Thailand naik 0,16 persen.

Sementara itu, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama dunia melemah 0,05 persen menjadi 96.019.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan pelemahan dolar AS disebabkan oleh investor memburu aset berisiko karena khawatiran virus varian Omicron Covid-19 kian memudar.

Adapun, investor menyambut baik persetujuan penggunaan darurat pill Covid-19 seperti Molnupiravir, Merck & Co . Inc. dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS.

"Di tempat lain di Asia Pasifik, pihak berwenang mengunci kota Xi'an di Cina barat, langkah terbesar sejak pandemi dimulai pada awal 2020, dalam upaya untuk mengekang wabah COVID-19 terbaru di China," tulis Ibrahim dalam riset harian, Jumat (24/12/2021).

Sementara dari internal, pemerintah terus melakukan pengawasan secara ketat terhadap masyarakat yang akan melakukan mudik jelang Natal dan Tahun Baru 2022.

"Walaupun dalam praktiknya di jalan-jalan terutama di jalan tol tidak ada penyekatan yang cukup signifikan. Ini menandakan bahwa Pemerintah percaya penyebaran Omicron tidak perlu dikhawatirkan," tulis Ibrahim.

Ibrahim menunjukkan berdasarkan data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa walaupun varian baru Omicron ini bermutasi 70 kali lebih cepat dari varian Delta namun tidak mematikan berbeda dengan varian Delta. Walaupun Omicron tidak mematikan, Pemerintah patut tetap waspada karena pandemi belum berakhir.

Ibrahim pun memperkirakan rupiah masih berpeluang menguat pada perdagangan berikutnya ke kisaran Rp14.160 - Rp14.230 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper