Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Kembali Cetak Rekor All Time High, Santa Claus Rally Dimulai

Kenaikan pasar saham AS didukung oleh data positif yang menunjukkan varian Omicron cenderung tidak menyebabkan rawat inap.
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg
Seorang pelaku pasar tengah memantau pergerakan harga saham di bursa New York Stock Exchange (NYSE), New York, Amerika Serikat./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat (AS) menutup perdagangan di zona hijau pada Kamis (23/12/2021) waktu setempat dengan S&P 500 yang kembali mencetak rekor all-time high.

Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/12/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup naik 0,55 persen atau 196,67 poin ke 35.950,56, S&P 500 menguat 0,62 persen atau 29,23 poin ke 4.725,79, dan Nasdaq menanjak 0,85 persen atau 131,48 poin ke 15.653,37.

Kenaikan pasar saham AS didukung oleh data positif yang menunjukkan varian Omicron cenderung tidak menyebabkan rawat inap. Indeks menutup kerugian dari awal pekan ini setelah investor mengabaikan kekhawatiran bahwa varian tersebut akan menghambat pemulihan ekonomi.

“Salah satu cara pandemi berakhir adalah mutasi virus yang signifikan. Sepertinya Omicron mungkin teman kita dalam hal itu, mutasi signifikan yang cukup berbeda dari induknya sehingga tidak membuat orang sakit,” kata Presiden True Health Initiative Dr. David Katz kepada Yahoo Finance Live.

Dalam berita positif lainnya di bidang Covid-19, Merck (MRK) menerima otorisasi dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS untuk obat Covid-19 di rumah, hanya satu hari setelah Pfizer (PFE) juga mengantongi izin yang sama.

Pil yang dikembangkan oleh Merck bersama dengan Ridgeback Biotherapeutics, yang disebut molnupiravir, terbukti mengurangi rawat inap dan kematian sekitar 30 persen dalam data uji klinis. Pil Pfizer dilaporkan 90 persen efektif mencegah rawat inap dan kematian pada pasien berisiko tinggi.

Saham Merck ditutup turun 0,54 persen pada awal perdagangan menjadi US$75,75 per saham, sementara saham Pfizer ditutup pada US$58,66 per saham, turun 1,49 persen

Sementara itu investor menimbang sejumlah rilis ekonomi menjelang liburan akhir pekan.

Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal berjumlah 205.000, mempertahankan tren penurunan dari puncak pandemi dan mencerminkan ketatnya pasar tenaga kerja yang disebabkan oleh permintaan pekerja menuju tahun baru.

Laporan terbaru membawa rata-rata pergerakan empat minggu untuk klaim baru ke level terendah dalam 52 tahun, naik 2.750 secara mingguan untuk mencapai 206.250.

Sementara itu, harga konsumen AS berakselerasi pada laju tercepat dalam hampir empat dekade karena pembeli menghadapi kenaikan tingkat inflasi menjelang liburan.

“Pekerja memiliki banyak kekuatan, dan itu kemungkinan akan menghasilkan kenaikan upah yang berkelanjutan. Apa yang membuat kita khawatir dari sudut pandang inflasi adalah, pada titik mana kita berpotensi melihat beberapa dari risiko inflasi semacam itu menyerahkan tongkat estafet ke pasar tenaga kerja?” kata kepala investasi Girard Timothy Chubb.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper