Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Emas Tergelincir di Tengah Penguatan Dolar AS

Penurunan harga emas terjadi saat dolar AS mengalami penguatan, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, dan minat investor terhadap aset-aset berisiko kembali pulih.
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg
Ilustrasi emas batangan/ Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA - Harga emas mengalami penurunan pada akhir perdagangan Selasa (21/12/2021) atau Rabu pagi WIB.

Penurunan tersebut terjadi saat dolar AS mengalami penguatan, imbal hasil obligasi pemerintah AS meningkat, dan minat investor terhadap aset-aset berisiko kembali pulih.

Dilansir Antara, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari di divisi Comex New York Exchange, tergelincir US$5,9 atau 0,33 persen, menjadi ditutup pada US$1.788,70 per ounce. Emas di pasar spot juga melemah 0,2 persen menjadi diperdagangkan di US$1.786,50 per ounce pada pukul 18.36 GMT.

Sehari sebelumnya, Senin (20/12/2021), emas berjangka jatuh US$10,3 atau 0,57 persen menjadi US$1.794,60.

"Terdapat risiko pada perdagangan karena ekuitas AS bangkit kembali setelah kerugian kemarin dan dolar juga pulih bersama dengan imbal hasil obligasi pemerintah AS, semuanya sedikit menekan emas," kata Phillip Streible, Kepala Strategi Pasar Blue Line Futures, di Chicago.

Dia menambahkan bahwa investor sedang membeli segala jenis penurunan yang dapat diterima karena khawatir tentang ketidakpastian termasuk pukulan ekonomi dari Covid-19 dan level 1.800 dolar AS tetap menjadi titik pivot utama untuk emas.

Dolar AS menutup beberapa kerugiannya, sementara sentimen risiko pulih sebagian setelah aksi jual di pasar global.

"Namun, logam mulia dapat memperoleh tawaran beli baru pada tahun 2022 jika ekspektasi inflasi tetap tinggi sementara imbal hasil nominal tetap tertekan,” kata Han Tan, kepala analis pasar di Exinity.

Emas sering dianggap sebagai lindung nilai terhadap lonjakan besar harga konsumen (inflasi), tetapi kenaikan suku bunga dapat mengekang tekanan inflasi sementara juga mengurangi daya tarik emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Kendati demikian, investor emas masih belum memiliki nyali untuk segala jenis kerugian, sebagaimana dibuktikan oleh kemunduran cepat baru-baru ini pada reli di atas 1.800 dolar AS, kata Jeffrey Halley, analis pasar senior di OANDA.

Perdagangan juga tampak kurang bergairah karena investor bersiap untuk liburan Natal akhir pekan. Banyak pasar global, termasuk untuk logam mulia, akan ditutup pada Jumat (24/12/2021) untuk memperingati perayaan Natal.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Maret naik 23,8 sen atau 1,07 persen, menjadi ditutup pada US$22,529 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari naik US$1,4 atau 0,15 persen, menjadi ditutup pada US$927,80 per ounce.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper