Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wall Street Tersungkur, Pasar Merespons Lockdown Akibat Omicron

Kekhawatiran baru atas dampak ekonomi dari varian Omicron diperparah dengan kekhawatiran minggu lalu bagi investor seputar prospek kebijakan moneter The Fed yang lebih ketat.
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg
Seorang pejalan kaki yang memakai masker lewat di depan gedung bursa saham New York Stock Exchange (NYSE), New York, AS, pada Kamis, (22/7/2021)./Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat berakhir melemah pada perdagangan Senin (20/12/2021) waktu setempat dengan investor yang merespons lockdown terkait Omicron di beberapa negara.

Berdasarkan data Bloomberg, Selasa (21/12/2021), indeks Dow Jones Industrial Average ditutup turun 1,23 persen atau 433,28 poin ke 34.932,16, S&P 500 anjlok 1,14 persen atau 52,62 poin ke 4.568,02, dan Nasdaq tergelincir 1,24 persen atau 188,74 poin ke 14.980,94.

S&P 500 dan Dow Nasdaq masing-masing turun hampir 2 persen selama perdagangan intraday. Imbal hasil obligasi pemerintah AS turun karena investor menumpuk ke aset safe haven, dan imbal hasil seri acuan 10 tahun bertahan di bawah 1,4 persen. Indeks Volatilitas CBOE, atau VIX, melonjak lebih dari 20 persen hingga melayang di atas 25.

Harga minyak mentah AS merosot 3 persen menjadi diperdagangkan di bawah US$69 per barel karena pembatasan meningkat di Eropa, memicu kegelisahan seputar permintaan energi.

Negara-negara dari Jerman hingga Irlandia memberlakukan jam malam atau pembatasan perjalanan dalam beberapa hari terakhir mengingat varian corona baru yang menyebar dengan cepat. Sementara Belanda selama akhir pekan mengumumkan penutupan toko, bar, dan restoran yang tidak penting secara nasional hingga 14 Januari. Hingga akhir pekan ini, varian Omicron telah dilaporkan di sekitar 89 negara, dengan kasus berlipat ganda setiap 1,5 hingga 3 hari.

Kekhawatiran baru atas dampak ekonomi dari varian Omicron diperparah dengan kekhawatiran minggu lalu bagi investor seputar prospek kebijakan moneter yang lebih ketat, dengan Federal Reserve mempercepat tingkat pengurangan pembelian aset dan menandakan tiga kenaikan suku bunga pada tahun depan.

Pekan lalu, masing-masing dari tiga indeks utama membukukan kerugian mingguan yang tajam. Nasdaq Composite turun 3 persen dan S&P 500 serta Dow Jones masing-masing turun hampir 2 persen.

Namun, update lain seputar efek vaksin Covid-19 saat ini pada varian baru lebih optimistis. Moderna (MRNA) mengatakan bahwa booster, atau dosis ketiga, dari suntikannya meningkatkan antibodi penetralisir Omicron. Ini menggemakan hasil dari Pfizer (PFE) dan BioNTech (BNTX) dari awal bulan ini tentang efektivitas dosis ketiga vaksin mereka dalam menetralkan Omicron. Saham Moderna naik lebih dari 7 persen menjelang bel pembukaan.

Goldman Sachs akhir pekan lalu memangkas perkiraan PDB kuartalan AS untuk 2022 menyusul penarikan dukungan senator AS Joe Manchin untuk RUU kebijakan sosial Build Back Better yang digagas Presiden AS Joe Biden.

Para ekonom, yang dipimpin oleh Jan Hatzius, mengatakan mereka memperkirakan "dorongan fiskal akan sedikit lebih negatif" dari yang diperkirakan sebelumnya pada tahun depan, dengan tidak adanya pengeluaran untuk kebijakan terkait sosial dan iklim yang termasuk dalam RUU tersebut.

Goldman Sachs menurunkan perkiraan PDB AS menjadi 2 persen dari 3 persen untuk kuartal pertama 2022, menjadi 3 persen dari 3,5 persen untuk kuartal kedua, dan menjadi 2,75 persen dari 3 persen untuk kuartal ketiga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Farid Firdaus
Editor : Farid Firdaus
Sumber : Bloomberg/Yahoo Finance
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper