Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dolar AS Perkasa, Rupiah Ditutup Melemah Tembus Rp14.400

Menurut data Bloomberg, Senin (20/12/2021), rupiah ditutup melemah 0,33 persen atau 47 poin, tembus ke Rp14.402 per dolar AS.
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Petugas menunjukkan mata uang dolar AS dan rupiah di Money Changer, Jakarta, Senin (19/4/2021). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah menutup hari ini, Senin (20/12/2021) dengan pelemahan di tengah indeks dolar AS yang menguat.

Menurut data Bloomberg, Senin (20/12/2021), rupiah ditutup melemah 0,33 persen atau 47 poin, tembus ke Rp14.402 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS naik 0,02 persen ke 96,59.

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi mengatakan sejumlah data ekonomi AS mendukung penguatan dolar AS hari ini, termasuk pertemuan Federal Reserve dan harga konsumen yang tinggi, meskipun kekhawatiran tentang Corona sangat membebani pikiran para pedagang.

Federal Reserve akan melakukan pertemuan selama dua hari hingga Rabu (22/12/2021). Investor mengharapkan The Fed untuk memberi sinyal pengurangan pembelian aset yang lebih cepat pada pekan ini, sehingga kenaikan suku bunga bisa dilakukan lebih.

Selain itu, baik Bank Sentral Eropa dan Bank Jepang akan meninjau pengaturan kebijakan mereka pekan ini ini. ECB diperkirakan akan mengurangi separuh jumlah aset yang dibelinya setiap bulan mulai April, tetapi kenaikan suku bunga masih akan dilakukan beberapa tahun lagi.

Di sisi lain, indeks harga konsumen (CPI) AS hari Jumat tumbuh 6,8 persen tahun ke tahun dan 0,8 persen dari bulan ke bulan pada November. Sedangkan, CPI inti tumbuh 4,9 persen tahun ke tahun dan 0,5 persen bulan ke bulan.

“Ini merupakan kenaikan tahunan terbesar sejak 1982,” tulisnya dalam riset harian, Senin (20/12/2021).

Dari sisi internal, pelaku pasar saat ini merespons positif tentang pernyataan Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO bahwa strategi vaksinasi merupakan kunci untuk melawan penularan Omicron di dunia sehingga pemerintah terus melakukan vaksinasi secara berkala guna untuk menangkal varian ini dengan penularan yang tinggi. Strategi ini jauh lebih penting dibandingkan menutup perbatasan.

Selain itu, Survei Pemantauan Harga (SPH) Bank Indonesia (BI) pada pekan kedua Desember 2021 memperkirakan inflasi 2021 akan mencapai 1,64 persen jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya (YoY).

Sementara, perkembangan harga pada Desember 2021 tetap terkendali dan kemungkinan akan terjadi inflasi sebesar 0,34 persen jika dibandingkan dengan bulan sebelumnya (month to month/mtm).

Penyumbang utama inflasi Desember 2021 sampai dengan minggu kedua yaitu komoditas cabai rawit sebesar 0,08 persen (mtm), minyak goreng 0,04 persen, cabai merah 0,03 persen, daging ayam ras 0,02 persen, sawi hijau, sabun detergen bubuk, semen, dan tarif angkutan udara masing-masing sebesar 0,01 persen. Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain bawang merah dan daging sapi masing-masing sebesar 0,01 persen (mtm).

Untuk perdagangan besok, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.320 – Rp14.370 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper