Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Ditutup Lesu! Saham Bukalapak, BBRI dan SMGR Paling Dijual Asing

Sebanyak 171 saham hijau, 353 saham merah dan 153 saham stagnan pada akhir perdagangan hari ini.
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat
Karyawan berada di dekat monito pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (30/1). Bisnis/Nurul Hidayat

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menutup perdagangan Selasa (14/12/2021) dengan melemah 0,71 persen atau 47,23 poin ke 6.615,63.

Sepanjang hari ini, IHSG bergerak pada rentang 6.598,69-6.671,31. Sebanyak 171 saham hijau, 353 saham merah dan 153 saham stagnan.

Investor asing membukukan aksi jual bersih di seluruh pasar Rp263,14 miliar. Saham PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR) menjadi yang paling banyak dilepas asing Rp68,1 miliar.

Menyusul saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) yang diobral Rp54,2 miliar. Kemudian saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) yang dijual Rp37,7 miliar.

Selanjutnya, saham-saham yang paling anjlok atau top losers PT Sentral Mitra Informatika Tbk. (LUCK), PT Karya Bersama Anugerah Tbk. (KBAG), dan PT Putra Rajawali Kencana Tbk. (PURA).  Ketiga saham ini masing-masing turun 6,98 persen, 6,74 persen dan 6,67 persen.

Di tengah pelemahan, masih terdapat saham yang menguat signifikan, yaitu PT Limas Indonesia Makmur Tbk. (LMAS), PT Temas Tbk. (TMAS) dan PT Agro Yasa Lestari Tbk. (AYLS). Ketiga saham ini masing-masing melejit 34,17 persen, 24,69 persen dan 24,44 persen.

Associate Director of Research and Investment Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengatakan, berdasarkan analisa teknikal, pihaknya melihat saat ini IHSG memiliki peluang bergerak melemah terbatas dan diperdagangkan pada 6.610-6.690.

Dari sentimen global, perekonomian China sebelumnya digadang-gadang akan pulih lebih cepat, lebih kuat, dan konsisten. Namun, saat ini China harus kembali memberikan stimulus.

“Bank Sentral China juga terus melakukan pelonggaran moneter lebih lanjut dengan melakukan pemotongan terhadap rasio persyaratan cadangan di bank,” jelas Nico dalam riset harian, Selasa (14/12/2021).

Saat ini China terlihat menghadapi tiga gelombang kejutan, di mulai dari permintaan yang mengalami penurunan, pasokan yang terhambat dan ekspektasi perekonomian yang melemah. Pembuat kebijakan harus dapat mengendalikan risiko dan menstabilkan situasi dan kondisi baik secara jangka pendek maupun jangka panjang.

“Hari ini pun pasar saham dan obligasi mungkin akan terlihat lebih lesu, namun kami percaya daya magis bulan Desember akan menjaga peluang momentum penguatan,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Mutiara Nabila
Editor : Farid Firdaus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper