Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PTBA Catat Laba Rp7 Triliun, Rekor Tertinggi Sepanjang Sejarah!

Bos PTBA membeberkan pencapaian laba Rp7 triliun per November 2021 merupakan laba tertinggi sepanjang sejarah perusahaan.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Surya Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 yang digelar Senin (5/4/2021).
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menunjuk Surya Eko Hadianto sebagai Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk. Hal itu diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) untuk tahun buku 2020 yang digelar Senin (5/4/2021).

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan harga komoditas batu bara telah menjadi berkah bagi PT Bukit Asam Tbk. sehingga menghasilkan kinerja yang moncer. Sentimen harga batu bara bahkan menghantarkan perusahaan mencetak rekor laba tertingginya sepanjang sejarah.

Direktur Utama Bukit Asam Suryo Eko mengatakan kinerja penjualan batu bara yang tengah menyentuh rekor tertinggi sepanjang sejarah dalam tahun ini turut membuat performa perseroan menjadi melejit sepanjang tahun ini.

"Sampai dengan November saja Bukit Asam sudah bisa membukukan keuntungan Rp7 triliun ini keuntungan tertinggi yang pernah dicapai seumur hidupnya Bukit Asam," ujarnya dalam konferensi pers yang digelar pada Jumat (10/12/2021).

Dia memaparkan, pencapaian laba bersih tersebut didukung dengan pendapatan usaha sebesar Rp26,2 triliun. Seiring dengan pencapaian laba bersih tersebut, perseroan juga mencatat kenaikan total aset dari sebesar Rp24,1 triliun per 31 Desember 2020 menjadi sebesar Rp 35,2 triliun per 30 November 2021 atau naik 46 persen.

Suryo mengatakan pihaknya terus memantau fluktuasi harga komoditas batu bara dengan memanfaatkan momentum kenaikan harga secara optimal, sekaligus tetap berwaspada untuk menjaga kinerja perusahaan.

Di sisi lain PTBA tetap melakukan upaya efisiensi secara berkelanjutan di setiap lini kegiatan, sebagai langkah antisipasi menghadapi volatilitas harga batu bara.

"Sehingga, apabila terjadi penurunan harga tidak berdampak signifikan pada kinerja perseroan dan tetap dapat membukukan kinerja positif," ungkapnya.

Dari sisi produksi, realisasi produksi batu bara PTBA sampai dengan 30 November 2021 mencapai 28,0 juta ton dengan penjualan sebanyak 25,8 juta ton. Perseroan menargetkan kenaikan volume produksi batu bara dari 24,8 juta ton pada tahun 2020 menjadi 30 juta ton pada 2021.

PTBA juga menargetkan kenaikan porsi ekspor batu bara sebagai upaya pemanfaatan momentum kenaikan harga batu bara internasional. Perseroan menargetkan porsi ekspor batu bara hingga akhir 2021 bisa mencapai hingga 47 persen.

"PTBA memastikan kegiatan operasional pertambangan dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat, sehingga aktivitas produksi dan penjualan dapat berjalan optimal dan aman," jelasnya.

Dia menilai kondisi tingginya harga batu bara akan berlangsung sampai dengan tahun depan. Menurutnya, harga batu bara yang tinggi masih akan tetap terjaga pada 2022.

"Saat ini kami punya keyakinan seperti itu, kami punya keyakinan performance Bukit Asam sangat baik dengan harga yang saat ini," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Muhammad Ridwan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper