Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indeks Syariah JII Masih Tertekan, Saham Konsumer dan Konstruksi Jadi Biang Kerok

JII masih menjadi salah satu indeks dengan koreksi terdalam sepanjang tahun ini, yakni sebesar 10,42 persen secara year to date (ytd).
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pekerja melintasi papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (1/2/2021). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Koreksi pada indeks syariah Jakarta Islamic Index (JII) disebabkan oleh tertekannya kinerja emiten pada sektor konsumer dan konstruksi.

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), JII terpantau naik 0,05 persen pada level 564,73 pada perdagangan Kamis (9/12/2021). Meski demikian, secara year to date (ytd), JII masih menjadi salah satu indeks dengan koreksi terdalam, yakni sebesar 10,42 persen.

Senior Vice President Research Kanaka Hita Solvera Janson Nasrial menjelaskan komposisi konstituen menjadi salah satu penyebab koreksi indeks JII. Ia menjelaskan, kehadiran emiten dari sektor konsumer seperti UNVR dan konstruksi seperti WIKA dan PTPP menekan kinerja indeks ini.

Tertekannya emiten konsumer salah satunya disebabkan oleh kenaikan harga komoditas yang turut berimbas pada harga jual barang yang lebih mahal. Di sisi lain, emiten terlihat belum membebankan kenaikan harga ini ke konsumer demi mempertahankan pangsa pasar.

“Untuk konstruksi memang harus melakukan restrukturisasi neraca agar pengeluarannya tidak membebani perseroan,” jelasnya saat dihubungi pada Kamis (9/12/2021).

Ke depannya, Janson mengatakan potensi penguatan JII masih cukup terbuka. Hal ini seiring dengan meredanya kekhawatiran pasar terhadap varian omicron virus corona yang dapat diatasi dengan vaksin booster yang disiapkan.

Ia menjelaskan, menurunnya potensi penyebaran varian omicron dapat menjadi motor penguatan ekonomi. Dengan demikian, keyakinan dan daya beli konsumen juga akan turut meningkat.

“Kenaikan harga komoditas bisa mendongkrak daya beli masyarakat walau perusahaan consumer goods yang akan menjadi korban,” tambahnya.

Janson menambahkan, indeks JII masih berpotensi menyentuh kisaran 590 hingga akhir tahun ini.

Seiring dengan hal tersebut, Janson mengatakan sejumlah emiten konstituen JII masih cukup menarik dikoleksi. Beberapa saham yang masih layak dicermati investor adalah TLKM, PTBA, INCO, ANTM, serta INTP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper